Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2021

Sang Ahli Stalking yang Ingin Insaf

Stalking atau kepo terhadap kehidupan orang lain itu awalnya terasa menyenangkan.   Jujur saja, dulu ketika masih sekolah atau kuliah, aku sering stalking teman-temanku yang hitz atau populer atau primadona. Mereka adalah orang-orang yang selalu menarik perhatian. Biasanya, untuk tahap awal, aku search di Google, lalu munculah nama sosial media mereka, mulai dari Instagram, Facebook, Twitter, AskFm, hingga LinkedIn. Kemudian, aku telusuri satu per satu foto, video, dan status mereka. Benar-benar kupelototi semua. Dengan mengubek-ubek itu semua, mulanya, aku bangga. Seolah-olah, wawasanku bertambah. Juga, seakan-akan, aku adalah detektif yang bisa mengungkap suatu rahasia. Tapi… Seiring berjalannya waktu, ada rasa tidak nyaman yang menyelimutiku setelah sesi stalking usai: Pertama, aku menyesal sudah membuang-buang waktu berjam-jam —yang sebetulnya bisa kugunakan untuk hal lain yang lebih berfaedah. Kedua, aku jadi tahu sisi gelap, kekurangan, dan kesalahan seseorang d

Cerita Fiksi: Pesan Terakhir si Handphone Tua

Aku adalah sebuah handphone berumur 5,5 tahun. Termasuk tua dibandingkan teman-temanku yang masih hidup. Akan kusampaikan sebuah pesan padamu, kawan, yang selama ini hanya kupendam. Masih membekas di benakku. Dulu, ketika baru, aku disayang-sayang pemilikku. Tubuhku tak dibiarkan telanjang; diberi pakaian berupa soft case terbaik; dibelai-belai; disentuh dengan lembut. Tapi, lama-lama, pemilikku memperlakukanku dengan brutal. Ketika dia ingin buang air besar misalnya, aku diajaknya ke kamar mandi. Dia menyiksaku dengan aroma yang keluar dari duburnya. Sementara itu, di saat bersamaan, aku disuruh menghiburnya; melantunkan lagu kesukaannya. Tak hanya itu. Aku dipekerjakan selama 12 jam non-stop setiap hari. Padahal, manusia saja sudah mengeluh ketika bekerja 8 jam sehari. Bisa kau bayangkan, betapa lelahnya diriku? Ketika pemilikku bersantai, aku justru bekerja keras. Aku disuruh menyajikan apa pun yang ingin dia lihat saat itu juga. Bahkan, pemilikku sering menyuruhku multitasking .

Meng-kudet-kan Diri

Warning Alert! Tulisan ini murni pendapat pribadi. Tidak ada maksud menyudutkan pihak mana pun. Seperti yang kita tahu, kata “viral” itu sudah ada dari dulu, tapi baru banyak dipakai sekitar empat tahun belakangan. Berita viral ada di mana-mana, seperti Line Today, YouTube, Instagram, hingga platform khusus media online seperti Babe dan sejenisnya. Judul berita viral selalu diawali dengan kata “Viral”, “Menyedihkan”, “Geger”, dan diakhiri dengan 3 buah tanda seru di belakangnya. Berita viral terus bergulir. Mulai dari “Om Tetolet Om”, “Makan Daging Anjing dengan Sayur Kol“, “Keke Bukan Boneka”, hingga “Odading”. Beberapa hari belakangan, aku sengaja menutup mata dari berita viral. Berita viral terakhir yang kutahu Cuma “Semongko Sis”. Aku tidak tahu sekarang ada berita viral apa lagi. Aku sudah terlalu jenuh dengan semua kegaduhan itu. Aku ingin hidup tenang. Sebab, aku adalah pecinta suasana sunyi, baik di dunia nyata maupun dunia maya. *** Jadi, ketika video yang sekiran