Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2021

Seni Berpikir Rumit

Saya sering memperumit sesuatu yang sebenarnya sederhana. Ketika harus berhadapan dengan sesuatu yang baru, saya bisa kepikiran dari berhari-hari sebelumnya. Misalnya, saat akan bertemu orang baru, saya bingung harus ngomong apa. Saat akan menuju tempat yang belum pernah saya singgahi, rasa waswas terkait gimana kalau sampai nyasar, tidak terelakkan. Ketika bepergian ke mall, saya beberapa kali membuka tas hanya untuk memastikan bahwa dompet, handphone, kunci motor, dan karcis parkir saya gak hilang. Bahkan, ketika akan presentasi saat masih kuliah dulu, saya bingung, mata saya harus menatap ke mana dan posisi tangan saya harus bagaimana. Bayangkan! Hal-hal sepele begitu aja tidak luput dari pikiran saya. Orang lain mungkin akan heran. Kok hal-hal remeh temeh begitu aja dipertanyakan? Entahlah. Saya terlalu sibuk membayangkan skenario terburuk. Saking saya takut tertimpa hal buruk, saya akan mempersiapkan segala sesuatunya, misalnya dengan cara mencari tutorial dan

Digital Minimalism

Gambar
Satu bulan lalu, saya menghapus akun Facebook, Twitter, Line, Pinterest, Researchgate, Linkedin, Medium, dan Wattpad secara permanen. Saya juga uninstall aplikasinya di handphone . Sebenarnya, sudah sejak lama saya ingin melakukan ini. Tapi, masih maju mundur. Dan, baru satu bulan yang lalu itulah saya mantap melakukannya, tanpa keraguan dan kekhawatiran. Satu bulan lalu, saya merasa sudah tidak ada lagi hal yang mau saya lakukan di platform-platform tersebut. Saya juga merasa tidak ada lagi sesuatu yang saya dapatkan dari sana. Dengan kata lain, urusan saya dengan platform-platform tersebut sudah selesai. Dan, jadilah kini di ponsel saya hanya ada aplikasi WhatsApp dan Telegram untuk sosial medianya. Lantas, di zaman modern ini, kenapa sih, saya malah memilih sedikit "menyingkir" dari gegap gempita dunia digital? Pertama, saya melakukan ini karena terinspirasi dari seorang profesor bernama Cal Newport yang membuat campaign "Digital Minimalism".