Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2020

Gen Tidak Pernah Bohong

Bagiku, omongan orang tentang kemiripan itu sangat jujur dan spontan. Tak ada orang yang rela membohongi kata hatinya. Orang-orang hanya mengatakan apa yang mereka lihat. Sewaktu masih kecil dulu, orang-orang sering berkata bahwa aku mirip ayah.  Ketika itu, aku tak terima mendengar komentar tersebut.  Aku tidak percaya bahwa memang sungguh-sungguh ada fenomena anak mirip orang tuanya. Ketidakpercayaanku itu disebabkan karena ketidakpahamanku. Otakku masih belum sampai.  Aku membatin, “Bagaimana mungkin, aku yang berjenis kelamin perempuan mirip dengan ayahku yang berjenis kelamin laki-laki?” Berdasarkan pengamatanku, anak kecil perempuan cenderung tidak suka dimirip-miripkan ayahnya. Fakta ini kuperoleh saat ada saudara sepupuku berjenis kelamin perempuan yang marah setiap orang-orang mengatakan bahwa dia mirip ayahnya. Dia ingin dibilang mirip ibunya. Lambat laun ketika menginjak bangku SMA, aku menyandingkan fotoku ketika masih bayi umur 6 bulan dengan foto ayah. Ternyata, bukan lag

Tentang Bakat

Bakat menggambar? Waktu SD, saya merasa berbakat menggambar. Saya ikut les di sebuah sanggar lukis. Gambar saya dianggap paling bagus satu sekolah. Akhirnya, saya diikutkan lomba. Singkat cerita, saya meraih juara satu di tingkat kecamatan. Dan, masuk 8 besar di tingkat kabupaten. Saya bangga dengan pencapaian itu. Tetapi, rasa bangga itu terkikis sedikit demi sedikit.  Kenapa?  Karena di SMP, beberapa murid punya gambar yang jauh lebih bagus dan kreatif dibandingkan gambar saya. Padahal, saya tau persis, mereka gak pernah ikut les menggambar.  Dari situ saya berpikir kalau sebenarnya saya gak berbakat menggambar. Selama SD, saya hanya punya akses. Punya akses untuk ikut les, ikut lomba, dan diajari oleh guru yang memang tau teori-teori menggambar. Gambar saya cuma menang di warnanya yang bergradasi, sementara kreativitasnya gak ada sama sekali.  Anak-anak lain yang berbakat menggambar, ketika ikut lomba dan diberi tema khusus, misalnya tema Dunia Tumbuhan, mereka punya ide yang

Keresahan Zaman Sekolah

Pertama, Gak Bawa Topi dan Dasi. Gak bawa topi dan dasi di hari Senin, atau hari yang ada upacaranya, itu termasuk pelanggaran. Karenanya, kemungkinan besar bakal dihukum. Hukumannya adalah dibariskan secara terpisah, lalu berhadap-hadapan dengan murid-murid lain yang tertib. Untuk mencegah kena hukuman, pilihannya ada 3. Pertama, pura-pura sakit sehingga bisa sembunyi di ruang UKS. Kedua, pinjam teman yang bawa topi dan dasi dobel. Ketiga, beli di koperasi sekolah. Agar topi dan dasi gak ketinggalan, ada 1 trik yang bisa diterapkan, yaitu tidak gonta-ganti tas. Jadi, selalu taruh topi dan dasi di dalam tas itu. Dan, jangan lupa untuk selalu memasukkan topi dan dasi setelah memakainya agar gak hilang. Kedua, Belum Mengerjakan PR dan Tugas. Ini bisa terjadi karena 2 hal, yaitu sengaja dan tidak sengaja. Sengaja, artinya tau kalau ada PR dan tugas, tapi karena malas atau tidak paham, kita dengan sengaja belum mengerjakannya. Tidak sengaja, artinya belum mengerjakan karena kita

Ingin Tips Mudah Menurunkan Berat Badan? Saya Malah Sebaliknya

Kalau sebagian besar orang mencari Tips Menurunkan Berat Badan dengan Instan, saya malah ingin menambah berat badan.  Kenapa?  Karena badan saya kurus kering. Bagi orang lain, tubuh kurus itu lebih bagus. Nyatanya, terlalu kurus juga tidak bagus. Saya sering risih ketika bercermin. Tubuh terlalu kurus tampak tidak proporsional dengan baju model apa pun dan ukuran seberapa pun. Tidak hanya masalah berat badan, tapi juga tinggi badan. Tinggi badan saya yang tergolong minimalis ini juga sempat membuat saya minder.  Waktu masih sekolah, saya pernah membeli susu yang katanya bisa meninggikan badan dalam waktu singkat. Tapi, setelah susu itu habis tinggi badan saya tidak bertambah secara signifikan. *** Berikut keresahan-keresahan yang berkaitan dengan keminimalisan tubuh saya. Menjabat sebagai si Mungil Tubuh mungil saya sepaket dengan profil wajah yang tampak bocah banget. Bibir kelewat tipis, alis pendek, dan hidung pesek adalah perpaduan sempurna yang menambah kesan kecil.  Waktu k

Diary Sarjana Jalur Corona

Aku adalah sarjana jalur corona. Sebenarnya, gak juga sih. Aku sidang skripsi di awal Maret 2020. Waktu itu, corona sudah mulai terdengar beritanya. Tapi belum heboh. Aku masih bisa melangsungkan ujian skripsi dengan datang langsung ke kampus. Masih bertemu langsung dengan dosen pembimbing dan penguji. Masih bertegur sapa dengan teman-teman seangkatan. Sekitar 2 minggu setelahnya, tiba-tiba kabar corona santer terdengar. Instruksi meliburkan sekolah dan kampus langsung keluar. Akhirnya, aku harus revisi skripsi via online. Konsultasi revisi skripsi lewat WhatsApp dan E-mail. Semua ada plus minusnya. Plusnya, aku yang malas gerak ini gak perlu repot-repot naik motor ke kampus. Minusnya, komunikasi dengan dosen agak tersendat. Tapi, syukurlah semuanya teratasi. Wisudanya di bulan Mei 2020. Gak ada wisuda online. Cuma ada pengambilan ijazah di bagian akademik fakultas. Jujur, aku malah lebih senang dengan sistem ini. Aku bukan tipikal orang yang maniak acara atau maniak foto. Jadi, ak