Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2021

Dikucilkan

Ngomong-ngomong tentang kucil-mengucil, pasti sudah tidak asing di kehidupan kita.  Dalam suatu lingkungan, entah itu di sekolah, kuliah, bahkan tempat kerja, hampir selalu ada orang yang dikucilkan.  Lantas, mengapa seseorang bisa dikucilkan?  Menurut pengamatan saya, seseorang bisa dikucilkan karena dianggap tidak berdaya, dianggap tidak kompeten, dianggap tidak setara dengan orang lain, dianggap aneh, dianggap melakukan kesalahan, atau bahkan, tanpa sebab yang jelas.

Merindukan Kesederhanaan

Kemarin, saya mengganti template blog. Nama template blog yang sekarang saya pakai ini adalah Essential. Template ini bawaan dari Blogger.  Alasan saya memilih template bawaan Blogger adalah saya merindukan kesederhanaan. Saya rindu dengan template blog yang sederhana.  Sebenarnya, template lama saya juga sudah sederhana, kok. Tapi, masih kurang sederhana. Masih ada ornamen hiasan yang kurang perlu. Warnanya juga terlalu unyu dan girly .

Ketika Satu Per Satu Teman Mulai Menikah…

Sekarang, pukul 01.49. Beberapa jam menjelang salat Idul Fitri dilangsungkan. Saya mengetik ini di kamar yang lampunya sudah saya matikan sedari tadi. Dengan diiringi letupan bunyi mercon beserta takbir yang berkumandang bersahut-sahutan, saya menulis ini. Tadi sore, saya mendengar kabar. Lagi dan lagi, mengenai seorang teman masa kecil saya yang sebentar lagi akan menikah. Begitu mendengar kabar itu, saya menarik napas panjang. Ada perasaan saya yang entah apa. Sulit dideskripsikan lewat kata-kata. Tidak, tidak. Saya tidak merasa tertinggal atau bagaimana. Saya hanya takjub dengan cepatnya sang waktu berlalu . Saya hanya belum bisa move on dari bayangan sosok teman saya itu ketika kecil dulu. Tidak menyangka saja. Seseorang, yang dulunya masih anak-anak itu, sebentar lagi akan menikah. Rupanya begini, ya, rasanya menjadi orang dewasa, yang menyaksikan satu per satu teman masa kecil mulai menikah. Sekali lagi, pokoknya rasanya itu sulit digambarkan dengan kata-kata. Piki

Nostalgia Kegalauan Saat Mengerjakan Skripsi

Terakhir kali saya menyentuh skripsi itu lebih dari setahun lalu. Walaupun demikian, saya masih terngiang-ngiang terhadap segala drama yang menyertai selama proses pengerjaannya, antara lain berupa: 1. Bingung Mau Pilih Tema Seperti Apa. Untuk memilih tema skripsi, dulu saya sampai harus "bersemedi". Awalnya, saya bingung, apakah saya harus pilih tema skripsi yang spektakuler, atau yang peminatnya banyak, atau yang mudah? Akhirnya, saya pilih yang mudah saja. Kenapa? Karena, pada akhirnya, yang akan bergumul dengan skripsi tersebut kan, saya sendiri. Bukan orang lain. Jadi, ngapain lah mempersulit diri sendiri? Lagi pula, kalau mau pilih tema skripsi yang spektakuler misalnya. Tujuannya apa? Supaya terlihat "wow" gitu? Heleh, "wow" menurut mahasiswa, belum tentu "wow" menurut dosen. Mau pilih tema skripsi yang peminatnya banyak? Biar apa? Biar banyak temannya? Biar bisa kerja sama? Hilih, kenyataannya tidak semudah itu. 2. Dag-dig-dug M