Ketika Satu Per Satu Teman Mulai Menikah…

Sekarang, pukul 01.49. Beberapa jam menjelang salat Idul Fitri dilangsungkan.

Saya mengetik ini di kamar yang lampunya sudah saya matikan sedari tadi. Dengan diiringi letupan bunyi mercon beserta takbir yang berkumandang bersahut-sahutan, saya menulis ini.

Tadi sore, saya mendengar kabar. Lagi dan lagi, mengenai seorang teman masa kecil saya yang sebentar lagi akan menikah.

Begitu mendengar kabar itu, saya menarik napas panjang. Ada perasaan saya yang entah apa. Sulit dideskripsikan lewat kata-kata.

Tidak, tidak. Saya tidak merasa tertinggal atau bagaimana.

Saya hanya takjub dengan cepatnya sang waktu berlalu. Saya hanya belum bisa move on dari bayangan sosok teman saya itu ketika kecil dulu. Tidak menyangka saja. Seseorang, yang dulunya masih anak-anak itu, sebentar lagi akan menikah.

Rupanya begini, ya, rasanya menjadi orang dewasa, yang menyaksikan satu per satu teman masa kecil mulai menikah. Sekali lagi, pokoknya rasanya itu sulit digambarkan dengan kata-kata.

Pikiran saya mengembara ke mana-mana. Melebar dan meluas tak terkendali.

Mereka (teman-teman saya) yang berlari terlalu cepat, atau, saya yang berjalan terlalu lambat?

Mereka (teman-teman saya) yang dewasa lebih awal, atau, saya yang masih kekanak-kanakan?

Mereka (teman-teman saya) yang langsung take action, atau, saya yang kebanyakan mikir?

Pertanyaan-pertanyaan itu sering kali hinggap di kepala saya, kapan pun, sesukanya. Tak kenal waktu dan tempat.

Komentar

  1. Anin boleh minta WA buat nyambung komunikasi? Bisa DM di IG ku @sitarismi ya Kalau berkenan.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Susah Konsentrasi Selama Pandemi

Gak Mau Makan Mie Selain Indomie

Ibu Saya adalah Orang yang Beruntung dalam Hal…