Avoidant Attachment Style

Berdasarkan perenungan sekian lama, sepertinya aku memiliki tipe attachment Avoidant Attachment Style. Ini lebih kepada bagaimana sikap kita saat berhubungan dengan orang lain. 

Avoidant atau penghindaran, artinya orang dengan tipe attachment seperti ini cenderung menghindar dari orang lain pada situasi tertentu. Menurut Google, orang dengan tipe attachment ini menghindar saat hubungannya dengan orang lain semakin dekat / intim. 

Aku sendiri misalnya, suatu ketika membeli bakso di sebuah warung. Karena rasanya enak, aku pun beberapa kali kembali ke warung itu untuk membeli bakso lagi. Katakanlah seminggu sekali aku beli bakso di warung itu. 

Awalnya aku merasa nyaman di warung itu. Tapi, semuanya berubah ketika...

Penjual baksonya mulai mengenali diriku. Mulai hafal wajahku. Dan penjual tersebut pun mulai tanya-tanya ke aku. 

Sebenarnya biasa saja sih. Pertanyaan template. Kayak, 

kuliah atau kerja di mana mbak?

oh kerja, itu kantornya bergerak di bidang apa mbak?

rumahnya di mana?

oh di situ, kenal sama pak Anu gak?

Tapi, aku -- yang anggaplah punya 'kelainan' ini -- sejak saat itu, mulai malas kembali ke warung bakso itu lagi. Jadi, di otakku kayak, "Yaah... penjualnya mulai hafal sama aku. Ya udah deh, besok-besok, aku akan 'menghilang' dari dunia warung bakso ini."

Karena, tujuanku ke warung bakso itu adalah murni ingin menikmati semangkok bakso. Kalo perlu, dengan suasana hening. Dan kalo bisa, tidak ada satu orang pun yang kenal aku di situ. Yaps, tujuanku adalah 'mengasingkan diri' sejenak. 

Jadi, ketika ada yang mulai 'kenal' aku, aku merasa, kegiatan makan bakso di warung tersebut tidak lagi sejalan dengan tujuanku.

Siklus ini terus berulang. Aku akan mencari warung bakso lain. Kalo rasanya enak, aku akan sering mampir ke situ. Dan kalau penjualnya mulai hafal serta mulai sering tanya-tanya, aku akan 'menghilang'. 




Komentar

Postingan populer dari blog ini

4 Tips Mencegah Mabuk Kendaraan yang Gak Berefek di Aku

Hari Gini Masih Nulis di Blog?

Pedagang di Pasar Tradisional: Sebuah Profesi yang Underrated