Hari Gini Masih Nulis di Blog?
Aku membuat blog ini tahun 2015, saat kelas 2 SMA. Waktu itu, ada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Salah satu materi pembelajarannya adalah membuat blog. Jadilah aku mulai membuatnya. Tapi, isinya masih asal-asalan copy paste dari Wikipedia. Ya, aku hanya menggugurkan kewajiban agar dapat nilai saja, sih.
Bertahun-tahun
kemudian, blog ini terbengkalai. Tulisan-tulisan tahun 2015 hingga 2016
kuhapus semua. Dan, pada bulan Oktober tahun 2020, aku mengurusnya lagi.
Pertanyaannya, apakah nge-blog di tahun 2020 masih worth it? Atau, sudah ketinggalan zaman?
Aku akan menjabarkan
alasanku masih nge-blog di tahun 2020:
Semua Bermula dari Pencarian
Hobi
Dulu, aku adalah
manusia yang tidak punya hobi. Maksudku, aku belum pernah benar-benar total
dalam menekuni suatu bidang. Menjadi orang yang tidak punya hobi, membuat
hidupku terasa hampa dan tidak berguna.
Lalu, aku memulai
pencarian jati diri.
Aku pernah coba
menggambar, tapi, ternyata aku tidak telaten. Dan, aku sadar, aku tidak
berbakat di bidang ini. Memang, aku pernah ikut les menggambar. Beberapa kali
menang lomba. Tapi, aku tidak mau membohongi diri sendiri. Bahwa, menggambar
bukanlah bakatku. Ada banyak orang di luar sana yang tidak pernah ikut les
menggambar tapi gambarnya jauh lebih bagus dan lebih kreatif dari gambarku.
Jadi, kutinggalkan
bidang ini. Dan, aku tak pernah kembali berkecimpung di dalamnya lagi.
Aku juga pernah ingin
jadi Make Up Artist (MUA). Tapi, aku juga belum pernah serius
mempelajarinya. Setiap hari, aku cuma menonton video tutorial make up di
YouTube.
Ternyata, aku tidak
punya mental yang cukup kuat untuk memulai terjun langsung. Bahkan,
membayangkan aku harus merintis, membeli sekian banyak peralatan make up,
mencari pelanggan, dan mendandani orang-orang saja, aku tak sanggup.
Lalu, perlahan-lahan,
aku mulai menghapus cita-cita menjadi MUA dari kepalaku.
Aku pun kembali
mencari hobi yang cocok.
Aku mulai bertanya-tanya
pada diri sendiri. Kegiatan apa yang setidaknya bisa kulakukan dengan
rileks?
Aku menyadari satu
hal. Bahwa, aku harus memutuskan dengan segera, apa yang menjadi hobiku. Ya,
aku harus tegas. Sebab, kalau tidak tegas, aku tidak akan pernah bisa menemukan
hobi yang pas.
Akhirnya, aku
menemukan jawabannya. Yaitu, membaca dan menulis.
Lebih tepatnya, aku
menetapkan kegiatan membaca dan menulis sebagai hobi.
Aku suka membaca novel
dari zaman SD. Walaupun, hanya beberapa yang kubaca. Tapi, untuk ukuran anak SD
di sekolahku dulu, itu termasuk lumayan. Bisa dibilang, ketika SD, di kelasku, aku
adalah satu-satunya murid yang membaca beberapa novel sampai habis.
Aku juga suka ngomong
dengan diri sendiri. Nah, supaya aku tidak lupa, aku merasa perlu menuangkannya
dalam bentuk tulisan. Tapi, aku lebih suka mengetik dibandingkan menulis dengan
pulpen.
Aku pernah menulis di
Microsoft Word. Tapi, jika aku ingin membaca dan melihatnya lagi, aku harus
membuka laptop. Maka, aku memilih untuk menyimpan tulisan-tulisanku di blog.
Sebab, penyimpanan di blog itu lebih rapi dan mudah diakses. Dan, dengan
menulis di blog, setidaknya ada satu orang di luar sana yang membaca
tulisanku. Tapi, jika tidak ada juga tak masalah.
Blog sebagai
Pegangan dan Mainan
Blog itu mudah dan murah digunakan. Blog
juga lebih privat. Entah kenapa, aku merasa bebas ketika menulis di sini. Aku
bisa menulis sepanjang yang kumau.
Aku merasa tidak bebas
kalau mau menulis status atau story di sosial media. Ada perasaan takut
di-judge, takut salah, dan takut jelek. Seperti yang kita tahu, bahwa belakangan
ini orang mudah salah paham dan tersulut emosinya di sosial media.
Dengan adanya blog,
aku merasa seperti punya pegangan dan mainan. Setidaknya, ada benda yang bisa
kupegang. Ada tempat yang bisa kutuju. Punya blog membuatku merasa tidak
kosong-kosong amat.
Sarana Latihan Menulis
untuk Pemula
Aku masih sangat
pemula dalam dunia tulis-menulis. Tentu, tulisanku masih jelek, kaku, dan aneh.
Jadi, aku hanya ingin
membentuk habits dulu. Aku ingin membiasakan diri untuk rutin menulis.
Aku pernah membaca buku berjudul Creative Writing karya AS Laksana. Di sana
disebutkan bahwa aktivitas menulis itu memerlukan kelenturan otot tangan dan
otot otak. Dan, otot-otot kepenulisan itu perlu dilatih.
Aku pernah membuat
beberapa cerita pendek (cerpen) dan mengirimkannya ke koran. Tapi, tak ada satu
pun yang dimuat. Menurutku, penyebabnya adalah masih banyak kekurangan pada
cerpen yang kubuat.
Entah kenapa, aku
kalau membuat cerpen, kok cepat merasa capek dan lapar, ya?
Menyusun tokoh, alur,
judul, dan aspek-aspek lain dalam cerpen itu membutuhkan energi yang besar.
Ya sudah. Akhirnya,
aku berusaha menulis dulu saja. Tanpa memusingkan format penulisannya. Pokoknya,
aku hanya ingin membiasakan diri dulu. Aku tidak tahu, tulisanku di blog ini
termasuk artikel, opini, atau apa. Aku masih dalam tahap menulis apa pun yang
ingin kutulis.
***
Mungkin, memang benar,
bahwa masa-masa kejayaan blog sudah lewat. Mungkin juga, blog
tidak akan seramai dulu.
Dan, saat ini, mungkin
sudah jarang ada blogger personal. Blogger personal banyak yang menghilang
atau beralih menjadi blogger profesional. Mereka sangat memahami SEO dan
segala macam atributnya. Mereka juga berlomba-lomba mencapai page one
atau pencarian teratas.
Sementara itu, blog
punyaku ini, bahkan tidak muncul di mesin pencari.
Tapi, kalau dipikir
lagi, semua tergantung tujuan semula.
Blog hanyalah kujadikan tempat curhat, mencurahkan
cerita, membiasakan diri menulis, dan menyalurkan hobi.
Dan, menurutku, tidak
ada hobi yang ketinggalan zaman.
Untukku, blog
ini hanyalah ibarat memory card. Aku merasa harus mengisi memory card
itu, walaupun hanya dengan tulisan sederhana. Aku merasa, membiarkannya kosong
melompong sama dengan menyia-nyiakannya.
***
Membuat blog,
jauh lebih mudah dari mempertahankannya. Membuat hanya urusan sesaat. Sementara
itu, mempertahankan butuh konsistensi tingkat tinggi.
Ada kalanya, ide-ide
berkelebatan di kepala, hingga kita bingung, harus mulai menulis dari mana. Namun,
di lain waktu, mencari satu ide saja susahnya setengah mampus.
Belum lagi kalau
dibenturkan pada kesibukan atau pada aktivitas lain yang lebih menggiurkan. Kita
jadi bertanya-tanya, “Apakah aku harus berhenti nge-blog?”
Keputusan ada di
tangan kita. Tidak ada yang memaksa atau pun melarangnya.
Kalau kita sudah
menemukan hobi lain yang jauh lebih menyenangkan, dan merasa tidak mendapatkan
keuntungan apa pun dari dunia blog, ya, tidak ada salahnya untuk
meningalkan blog.
Tapi, kalau kita punya masih punya motivasi, minat, alasan untuk nge-blog, maka tidak ada salahnya mempertahankan aktivitas nge-blog, selama blog masih ada di muka bumi ini. Terlepas dari, apakah nge-blog masih nge-hitz, atau sudah ketinggalan zaman.
Aku ngeblog awal 17 agustus 2016, dan pernah pake domain pertama mayuf.info terus di akhir 2017 mayuf.info di tipu sama adsen nya lenyap,
BalasHapusDan aku coba lagi dengan mayuf.com, lalu akhir 2018 tak jual buat modal ngeyoutube, dan di akhir 2020 aku memulai lagi dengan domain mayuf.id, gtu lah perjalanan singkat ngeblog ku hehe
Aku si mau ngeblog terkenal atau engga kayaknya aku tetep di blog, youtubeku malah lagi tak liburin dulu hehe
Betul, mas. Mana platform yg kita pilih itu tergantung kita tipe orang yang seperti apa.. Kalau bisa keduanya (blog dan youtube) kenapa tidak hehehhe..
Hapus"Membuat blog, jauh lebih mudah dari mempertahankannya. Membuat hanya urusan sesaat. Sementara itu, mempertahankan butuh konsistensi tingkat tinggi."
BalasHapusSetuju pake banget! Aku jg ngalamin hal yang sama. Di blog aku juga pernah sharing kenapa lbh pilih blog drpd youtube yg lg hits sekarang ini. Aku malah mulai serius ngeblog dr 2012 tp dlm perjalanannya ya ntar aktif ntar nggak. 2018 br balik fokus dan serius lg jd profesi.
Semangat terus menulisnya ya 🙂
Iya mba.. Blog sudah mulai pada ditinggalkan.. Tapi ya balik lagi ke kitanya. Apa yg kita bisa, di mana potensi kita, dll..
HapusAku baru nyadar bikin blog dari tahun 2013, tapi karena akses internet masih susah kala itu, jadi dibiarin gitu aja. Balik nge-blog lagi tahun 2015- 2016, setelahnya mati suri.
BalasHapusBerkat Pandemi, akhir September ketimbang mikir aneh-aneh, kenapa gak coba nulis di blog, dan ternyata menyenangkan. Semoga konsisten sih.
Mau nge-blog hitz ato nggak, kalo suka kenapa tidak dilanjutkan? Itung-itung mengasah keterampilan menulis.
Iya mba yani.. Pandemi juga menuntunku kembali ngurus blog yg sudah lama terbengkalai.. Semoga bisa konsisten..
HapusMeskipun gak se-terkenal vlog, tapi aku rasa blog masih banyak banget kok peminat dan pembacanya. Aku sendiri tipe yang lebih ke googling daripada cari di youtube, selama kita bisa kasih konten yang menarik pasti masih ada yang baca dan jangan lupa selalu promoin blog 😁
BalasHapusTapi, emang sih terlepas apapun itu emang kembali ke niat awal ngeblog deh pasti kan bakal ada aja jalannya
Betul mba. Kembali ke diri sendiri..
HapusHalo mba sebelumnya salam kenal :’))
BalasHapusSaya buat blog tahun 2016 dan baru aktif posting di tahun 2017. Betul mba konsisten itu susah, saya juga masih gak bisa terjadwal, update blog masih menyesuaikan mood 😅 . Terima kasih sudah sharing ya mba :)