Kecerdasan Emosi

Bisa dibilang, aku adalah orang yang kecerdasan emosinya rendah. Aku kurang bisa mengontrol emosi. Tidak hanya emosi marah, tetapi juga emosi sedih, sebal, kecewa, takut, dan lain sebagainya. 

Aku sering tidak bisa mengontrol emosi di depan banyak orang. Misalnya, aku bisa marah-marah di depan orang lain, secara membabi buta. Atau, aku bisa menitikkan air mata, bahkan pernah menangis tersedu-sedu ketika orang lain memarahiku yang baru saja berbuat salah. Atau, pernah pula, aku tidak bisa menyembunyikan kegugupanku saat harus presentasi tugas kuliah, bahkan, suaraku sampai terdengar bergetar hebat dan mukaku sampai terlihat pucat pasi.

Iya, sebegitu rendahnya kecerdasan emosiku. 

Tetapi, semakin ke sini, aku sadar, bahwa aku tidak bisa begitu terus. Aku harus belajar meningkatkan kecerdasan emosi. Aku harus bisa mengendalikan perasaan. Dan aku juga harus bisa menunjukkan respon yang wajar atas hal apapun yang menimpaku, entah itu aku sedang kesal, aku sedang dimarahi, dibentak, atau apapun lah. 

Dan, tadi, aku dimarahi oleh orang lain, dan itu memang murni kesalahanku. Kalau dulu, aku bisa bereaksi langsung. Tapi, tadi, aku mencoba wajar. Ketika aku dimarahi tadi, spontan, ada perasaan deg-degan, takut, bahkan agak mual-mual. Tapi, aku tadi mencoba tenang. Aku ambil napas perlahan-lahan. Aku memilih untuk terlihat tidak bergejolak. Dan, aku memilih untuk, mending memikirkan hal itu daripada merasakannya. Aku memilih menggunakan otak, "Iya ya, aku memang berbuat salah, kok. Ya sudah, lain kali lebih hati-hati aja. " Daripada menggunakan perasaan, "Ya ampun, kok dia kasar banget sih. Aku sebel. Awas aja tuh orang. "

Entahlah, ya. Makin ke sini, aku berusaha untuk tidak usah bergejolak berlebihan dalam hal apa pun. Datar aja. Lempeng aja. 

Juga semakin mikir, kalau aku terlalu bergejolak dalam merespon sesuatu, itu tidak ada untungnya. 

Mungkin, yang aku lakukan ini mirip dengan mati rasa.