Curhatan Seorang Pengangguran
Disclaimer: Tulisan ini membawa energi negatif. Mei 2020 adalah bulan di mana aku wisuda. But, sampai saat ini, yang kalau dihitung-hitung sudah 19 bulan, aku masih menganggur. Sudah sekian banyak lamaran pekerjaan yang aku sebar, baik itu di bidang yang sesuai jurusanku atau pun tidak, sejauh ini, semua berujung pada satu kata: Penolakan. Aku pun merutuki diriku sendiri. Kenapa teman-temanku bisa dengan begitu mudahnya mendapat pekerjaan, sedangkan aku, belum ada satu pun yang nyantol. Sebegitu gobloknya kah aku? Aku merasa menjadi manusia yang hina. Aku merasa masih jalan di tempat, di saat beberapa temanku sudah melesat jauh ke depan. Aku merasa, saat ini kondisiku bagaikan remah-remah emping yang mulai melempem di dalam kaleng biskuit Monde. Kadang, aku berusaha menghibur diri sendiri, dengan mengatakan, "Yang sabar aja dulu..." Tapi, bagian dari diriku yang lain mengatakan, "Sampai kapan?" Aku sudah pernah ikut sesi mentoring psikologi. Di situ, di hada