Postingan

Hari Pertama Masuk Kerja

Setelah kemarin-kemarin aku curhat perihal gak enaknya jadi pengangguran, di postingan blog kali ini aku akan bercerita tentang hari pertama masuk kerja. Akhirnya, setelah menjadi pengangguran selama 20 bulan lamanya, aku dapat kerja juga.  Selama 20 bulan itu, ada kalanya, aku curhat ke keluarga perihal ke-frustrasi-an-ku mencari pekerjaan, dan keluargaku hanya bilang gini, "Cari sampai ketemu!"  Lalu, ada kalanya, aku pengin curhat dengan teman, tapi gak jadi, karena aku berpikir, bahwa aku hanya akan merepotkan dia, dan sepertinya curhat ke teman perihal susahnya cari kerja itu kurang etis, itu yang ada di pikiranku.  Setelah lulus kuliah, aku baru merasakan sulitnya mencari pekerjaan. Aku baru benar-benar mengalami, seperti apa rasanya merintis, memulai, dan mengusahakan sesuatu dari nol.  Kalau dulu, waktu cari SMA setelah lulus SMP misalnya, ya udah, gak keterima di SMA A, ya daftar aja di SMA B. Atau waktu cari kampus pasca lulus SMA, gak keterima di kampus X, ya dafta

Lagi Demotivated

Entahlah. Beberapa hari belakangan, aku gak berselera ngapa-ngapain. Kerjaannya rebahan terus. Hambar. Bosen sama diri sendiri.  Aku pun bertanya-tanya, ke mana perginya motivasiku? Kenapa aku jadi gak punya motivasi gini, sih?  Kayak, gak ada hal menarik di hidupku sekarang ini.  Buat bangun dari kasur aja males banget.  Makan juga cuma buat formalitas biar tetep ada tenaga.  Capek, padahal gak ngapa-ngapain.

Pengendara Motor Ter-cemen

Jika di dunia ini ada Sayembara Pengendara Motor Ter-cemen, pasti akulah juaranya. Serius. Padahal, aku sudah delapan tahun menjadi pengendara motor, tapi skill masih gini-gini aja:  1. Takut Naik Motor Bebek .  Bagiku, mengendarai motor bebek jauh lebih sulit dibanding mengendarai motor matic . Ketika naik motor bebek, kita harus paham kapan waktunya pakai gigi satu, dua, tiga, atau empat. Well , tidak apa-apa sih kita cuek terhadap penggunaan gigi, misalnya kecepatan 60 km/jam tapi pakai gigi satu, tapi siap-siap saja motornya bakal bergetar hebat dan sebagai akibatnya... pantat kita kesemutan a.k.a gringgingen dalam bahasa Jawa. Aku pernah belajar naik motor bebek di jalan raya. Niat hati ingin menyalip sebuah truk. Maka, aku memacu kecepatan. Harusnya aku iringi dengan menambah gigi dengan cara menginjak pedal gas bagian depan, kan. Eh, tapi aku justru melakukan sebaliknya, yakni menginjak pedal gas bagian belakang! Aku salah injak! Motor bebek yang aku kendarai syok kali ya,

Sebuah Pengalaman Interview Kerja yang Mengesankan

Awalnya, aku cuma melamar pekerjaan yang khusus diperuntukkan bagi lulusan S-1, sebagaimana pendidikan terakhirku. Tapi, dari 54 lamaran yang aku kirim, hanya ada : 2 e-mail berisi balasan penolakan pada tahap seleksi administrasi, 1  e-mail berisi kegagalanku di tes tertulis, 1  panggilan interview yang berujung dengan penolakan, dan 50 sisanya… tidak ada kabar sama sekali. Itu baru yang aku catat. Masih ada beberapa yang gak aku catat. Lalu, aku pun menurunkan standar. Walau Pendidikan terakhirku S-1, aku coba melamar pekerjaan untuk lulusan SMA/SMK. Pokoknya, aku gak pilih-pilih lagi. Aku pun mengirim lamaran sebagai Staff Admin di salon kecantikan, Staff Packing di toko kue, bahkan aku juga melamar sebagai tukang cuci dan setrika baju di tempat laundry. Hasilnya? Tidak ada balasan. Aku terus mencari. Suatu hari, aku melihat sebuah lowongan pekerjaan untuk lulusan SMA sebagai Staff Produksi di sebuah UMKM yang membuat produk hampers dan parcel . Tanpa pikir panj

Alibi

Pada postingan blog kali ini, aku mau bernostalgia dengan tingkah laku ajaibku di masa kuliah. Dulu, aku adalah seorang mahasiswa yang amat penakut dan pemalu. Aku akan merasa takut dan malu untuk hal-hal yang sebenarnya sepele. Misalnya, saat ditunjuk oleh dosen untuk menjawab pertanyaan.   Di antara sekian banyak dosen, pasti ada dong yang hobi nunjuk mahasiswa. Tujuan si dosen itu macam-macam, tapi intinya cuma satu, yaitu ingin ngetes. Mulai dari ngetes seberapa mendalam pemahaman yang dimiliki mahasiswa, hingga ngetes seberapa kuat mental yang dimiliki mahasiswa. Nah, sebagai seorang mahasiswa penakut dan pemalu garis keras, tentu saja, dosen yang suka nunjuk mahasiswa bukanlah dosen favoritku. Aku lebih suka dosen yang jarang nunjuk mahasiswa. Semakin jarang seorang dosen nunjuk mahasiswa, maka semakin sukalah aku kepada dosen tersebut. Sayangnya, di setiap semester, pasti ada dosen yang suka nunjuk mahasiswa. Ada beberapa style dosen dalam menunjuk mahasiswa, yaitu:

Curhatan Seorang Pengangguran

Disclaimer: Tulisan ini membawa energi negatif.  Mei 2020 adalah bulan di mana aku wisuda. But, sampai saat ini, yang kalau dihitung-hitung sudah 19 bulan, aku masih menganggur.  Sudah sekian banyak lamaran pekerjaan yang aku sebar, baik itu di bidang yang sesuai jurusanku atau pun tidak, sejauh ini, semua berujung pada satu kata: Penolakan. Aku pun merutuki diriku sendiri.  Kenapa teman-temanku bisa dengan begitu mudahnya mendapat pekerjaan, sedangkan aku, belum ada satu pun yang nyantol.  Sebegitu gobloknya kah aku?  Aku merasa menjadi manusia yang hina.  Aku merasa masih jalan di tempat, di saat beberapa temanku sudah melesat jauh ke depan.  Aku merasa, saat ini kondisiku bagaikan remah-remah emping yang mulai melempem di dalam kaleng biskuit Monde. Kadang, aku berusaha menghibur diri sendiri, dengan mengatakan, "Yang sabar aja dulu..."  Tapi, bagian dari diriku yang lain mengatakan, "Sampai kapan?" Aku sudah pernah ikut sesi mentoring psikologi. Di situ, di hada

Perlu Perjuangan untuk Bisa Menghabiskan Skincare Hingga Tetes Terakhir

Oke, di postingan sebelumnya aku bersambat-sambat ria mengenai gak enaknya jadi pengangguran selama 1,5 tahun, kali ini aku mau sambat lagi. Sambat tentang apa, tuh? Sambat tentang sulitnya menghabiskan skincare hingga tetes terakhir. Seperti perempuan pada umumnya, aku juga punya skincare . But, aku tidak termasuk skincare addict . Aku punya skincare ya sekedar punya aja. Aku gak terlalu rajin dalam memakai skincare . Cenderung malas-malasan, malah.  Aku sudah khatam dengan semua teori per- skincare -an. Aku tau apa itu double cleansing , chemical toner , hydrating toner , moisturizer , sunscreen , dan sebagainya.  Aku juga tau bahwa di dunia ini ada yang namanya "7 Step Skincare Routine ", "10 Step Skincare Routine ", dan seterusnya. Udah hafal di luar kepala. Tapi, aku cuma ngerti teorinya. Prakteknya? Zonk. Aku pernah ada di masa, antusias banget ketika nonton video tutorial skincare di channel youtube Female Daily. Aku terkagum-kagum dengan kulit ki