Seni Berpikir Rumit
Saya sering memperumit sesuatu yang sebenarnya sederhana. Ketika harus berhadapan dengan sesuatu yang baru, saya bisa kepikiran dari berhari-hari sebelumnya. Misalnya, saat akan bertemu orang baru, saya bingung harus ngomong apa. Saat akan menuju tempat yang belum pernah saya singgahi, rasa waswas terkait gimana kalau sampai nyasar, tidak terelakkan. Ketika bepergian ke mall, saya beberapa kali membuka tas hanya untuk memastikan bahwa dompet, handphone, kunci motor, dan karcis parkir saya gak hilang. Bahkan, ketika akan presentasi saat masih kuliah dulu, saya bingung, mata saya harus menatap ke mana dan posisi tangan saya harus bagaimana. Bayangkan! Hal-hal sepele begitu aja tidak luput dari pikiran saya. Orang lain mungkin akan heran. Kok hal-hal remeh temeh begitu aja dipertanyakan? Entahlah. Saya terlalu sibuk membayangkan skenario terburuk. Saking saya takut tertimpa hal buruk, saya akan mempersiapkan segala sesuatunya, misalnya dengan cara mencari tutorial dan ...