Ketakutan Konyol di Masa Kecil

Aku lagi senang banget karena tadi malam, waktu internetan, aku search salah satu blog kesukaanku, yaitu blog-nya Kak Eno, ternyata sudah dibuka kembali. Aku pun membuka-buka postingan Kak Eno yang lama, dan aku menemukan tulisan Kak Eno tentang ketakutannya pada hal-hal berbau horor dan mistis. 

Membaca postingan itu, aku jadi teringat ketakutanku di masa kecil, yang kalau dipikir-pikir sekarang, terkesan konyol dan gak masuk akal. 

Oke, langsung aja yuk ke poin-poinnya. Jadi, inilah 4 ketakutan konyolku di masa kecil: 

1. Takut gak naik kelas. 
Kejadian ini terjadi waktu aku TK. Waktu itu, sedang masa liburan setelah penerimaan raport. Aku masih TK nol kecil yang sebentar lagi naik ke nol besar. 

Suatu hari, aku menebalkan tulisan di raport menggunakan pulpen. Kalau ditanya motivasinya apa, gak ada sih, hehehe. Cuma pengin aja. 

Selang sehari setelahnya, ibuku melihat bahwa tulisan di raportku aku tebalkan. 

Ibu berkata, "Kalau kamu tebelin begini, besok kamu gak naik kelas, lho. Raport tuh gak boleh ditebelin." 

Mendengar ultimatum itu, aku takut. Takut kalau nanti beneran gak naik kelas gimana? 

Alhasil aku kepikiran terus. Lagi makan, mandi, bahkan tidur pun kepikiran akan hal itu. 

Tapi syukurlah ternyata aku naik kelas ke nol besar. Aku pun menjadi ayem, dan paham kalau omongan ibu tempo hari adalah untuk menakut-nakuti semata. Ya iyalah, namanya aja TK, asalkan mengikuti, ya pasti naik kelas, lah. 

2. Takut dengan pak guru menggambar. 
Jadi, di TK-ku dulu awalnya hanya ada 2 guru. Semuanya perempuan. Aku dan semua teman sekelas sudah terbiasa diajar 2 guru itu. 

Suatu hari, ada tambahan 1 guru menggambar. Beliau adalah seorang bapak-bapak guru berkumis. Hanya karena beliau laki-laki berkumis, aku (dan beberapa murid lainnya) takut dengan beliau. 

Kalau mau ada pelajaran menggambar, beliau datang ke sekolah diam-diam, lalu mengendap-endap ke kantor guru. Kemudian, barulah beliau masuk ke ruang kelas untuk mengajar. 

Dan, yang terjadi ketika beliau menampakkan diri di depan kelas adalah... beberapa siswa menangis ketakutan, termasuk aku. Kalau biasanya murid-murid ketakutan karena gurunya galak, aku (dan teman-teman) takut karena gurunya laki-laki berkumis. 

3. Takut karena rambutku "menghasilkan" binatang. 
Ini terjadi waktu aku kelas 6 SD. Sudah beberapa bulan kepalaku gatal-gatal. Aku cuma bisa menggaruk, tanpa tau ada apa gerangan. 

"Alah, palingan gatal karena shampo-nya gak cocok," begitu batinku mencoba cari alasan logis. 

Suatu sore setelah keramas, aku merasakan gatal yang luar biasa di kepala. Saking tak tertahankannya, aku coba menyisir di bagian kulit kepala yang gatal. Seketika itu juga, bermunculan 3 hewan sekaligus. 

Aku membawa ketiga hewan itu dan menunjukkannya pada ibu, "Bu, kok rambutku menghasilkan binatang?" 

"Ya ampun, itu mah namanya kutu rambut. Oh, jadi selama ini kamu sering garuk-garuk kepala karena punya kutu rambut!" Kata ibu menjelaskan. 

Hahaha, lucu ya. Jadi, sebelumnya aku belum pernah lihat yang namanya kutu rambut. Makanya aku heran, kok rambutku menghasilkan binatang? 

Sore itu, aku diajari cara menangkap kutu rambut dan cara membunuhnya (sadis banget ya) menggunakan kuku, di balik kertas kalender bekas. Darah kutu rambut pun bercelometan memenuhi belakang kertas kalender. Yak, ternyata, kutu rambutku udah beranak pinak banyak banget.  

4. Takut kalau disuntik, diinfus, atau dioperasi. 
Aku pernah punya pengalaman buruk dengan jarum infus. Waktu itu, aku harus diinfus karena sakit panas. Kalau kita mau diinfus itu kan perawatnya nyari pembuluh darah kita dulu (eh, apa sih namanya). Nah, entah kenapa pembuluh darahku gak ketemu-ketemu. Alhasil, perawatnya sudah 6 kali menyuntik, tapi gak pas juga. Baru di suntikan ke 7 lah, bisa pas. 

Sejak saat itu, aku cukup trauma dengan yang namanya disuntik, diinfus atau dioperasi. Kalau untuk dioperasi sendiri, sebetulnya aku belum pernah. Tapi, karena katanya dioperasi itu sama dengan dibedah, aku jadi takut membayangkannya. 

Maka, saat kecil dulu, setiap kali sakit, dan akan dibawa ke rumah sakit, aku selalu berdoa, "Ya Allah, semoga aku gak disuntik, diinfus, atau dioperasi." 

Bahkan, untuk sakit pilek dan batuk pun aku tetap berdoa demikian. 

***

Itulah 4 ketakutan konyolku yang paling berkesan hingga saat ini. Sepertinya, setiap orang punya ketakutan konyol di masa kecilnya. Ketakutan konyol yang kalau dipikir-pikir, begitu lucu dan lugu. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Susah Konsentrasi Selama Pandemi

Diam itu (Belum Tentu) Emas?

Semua Foto Akan Terlihat Jadul pada Waktunya