Pengalaman Rebutan Paling Berkesan

Berbicara mengenai rebutan, aku adalah orang yang sering kalah dalam hal rebutan. Entah karena orang-orang yang pada gercep atau aku aja yang terlalu lemot. Kalau menyangkut rebutan, aku angkat tangan. 

Tapi, mau tidak mau, suka tidak suka, dalam hidup ini, kita akan sering berhadapan dengan yang namanya rebutan. Ada kalanya, kita harus ikut rebutan, untuk mendapatkan sesuatu yang kita inginkan. 

So, di sini aku mau curhat mengenai beberapa pengalaman rebutan yang...waktu menjalaninya sih sebel, tapi kalau dipikir-pikir, lucu juga: 

1. Rebutan tempat duduk waktu ulangan harian zaman SMA. 
Entah, ini hanya berlaku di SMA-ku atau berlaku juga di SMA lain. Jadi, di SMA-ku (lebih tepatnya kelasku) dulu, ada semacam peraturan tidak tertulis bahwa tempat duduk ter-ideal saat mengikuti ulangan harian adalah tempat duduk belakang. 

Sementara itu, barang siapa yang waktu ulangan dapet tempat duduk depan, dianggap kena kutukan, hahaha. Alasannya? Simpel. Kalau duduk di belakang kan (harapannya) gak ketahuan guru kalau bekerja sama dengan teman. Kalau duduk di depan, mau gerak dikit aja susah soalnya dipelototin guru terus. 

Jadi, jika hari itu ada ulangan, teman-temanku (aku juga) berlomba-lomba berangkat pagi, kalau perlu jam 05.30 pagi sudah sampai sekolah. Lalu, berlari sekencang-kencangnya ke ruang kelas. Dan, menaruh tas di tempat duduk yang diinginkan. 

Di hari itu, tempat duduk belakang cepet banget penuh. Jadi, bagi yang berangkat siang (jam 06.30 pun termasuk siang), pasti dapet tempat duduk depan. Daaan, entah kenapa ya, yang dapet tempat duduk depan itu diketawain gitu loh, seolah-olah, "Syukurin lu...emang enak, duduk di depan waktu ulangan?" 

2. Rebutan milih dosen yang enak waktu kuliah. 
Di fakultasku dulu, mahasiswa bisa milih kelas saat masa pengisian KRS (Kartu Rencana Studi). Siapa cepat, dia dapat. 

Misalnya, mata kuliah matematika dasar, ada kelas A, B, dan C yang masing-masing diampu dosen berbeda. 

Menjelang masa KRS-an, akan tersiar kabar, "Eh, dosen kelas A lebih enak loh daripada dosen kelas B dan C." 

Enak di sini maksudnya apa? 
Murah nilai, gak galak, dan jarang ngasih tugas. 

KRS-nya online, jadi kecepatan internet dan kecepatan jari dalam nge-klik adalah koentji. 

Menjelang KRS-an, para mahasiswa (aku juga) akan stand by di depan laptop, dan pukul 12 malam lebih satu detik (yang artinya baru satu detik KRS dibuka), langsung memilih kelas A (yang "katanya" dosennya enak). Pada pukul 12 malam lewat 20 menit, kuota kelas A sudah penuh. Tinggal tersisa kelas B dan C. 

Sebegitu kerasnya persaingan untuk mendapatkan dosen yang enak, sampai ada mahasiswa yang pergi ke warnet di jam segitu demi koneksi internet kenceng. 

Bahkan, konon katanya, ada yang saking kreatifnya, sampai memperjual belikan kelas. Jadi, katanya, ada mahasiswa yang sudah berhasil dapet kelas idola (yang dosennya enak itu tadi), dia rela menukar dengan kelas temannya (yang dosennya gak terlalu enak), dengan syarat uang 200 ribu. Hahaha.

3. Rebutan daftar vaksin. 
Sampai dengan bulan Agustus kemarin, vaksin di daerahku masih langka. So, buat yang saat itu punya keperluan mendesak (aku termasuk),  yang mana syaratnya harus sudah divaksin, sempat agak panik juga. 

Begitu pendaftaran vaksin dibuka lewat online, dalam waktu 5 menit, kuota udah penuh. Apalah daya aku yang internetnya kalah cepet ini wkwkwk. Waktu pendaftaran dibuka, aku buka web-nya, cuma loading-loading terus. Eh, begitu web-nya bisa diakses, alamak, kuota sudah penuh. 

Tapiii, syukurlah, gak lama setelah itu, ada pendaftaran vaksin lagi, dan aku berhasil dapet. Yaaa, walaupun lokasi vaksinasinya jauh dari rumah, sekitar 60 km, tapi gak apa-apa, semua berjalan lancar. 

***

Itu dia 3 pengalamanku dalam rebutan yang sejauh ini paling berkesan. Kalau kamu, paling berkesan, pernah rebutan apa?

Komentar

  1. Omg, rebutan kursi waktu ulangan harian, kok lucu kalau dibayangkan ๐Ÿ˜‚

    Jaman saya sekolah nggak ada rebutan kursi ulangan, soalnya setiap ulangan pasti sudah dapat nomor kursi sendiri jadi nggak bisa pilih-pilah ๐Ÿ˜† By the way, saya jarang rebutan kayaknya mba, soalnya saya tipe yang kalau nggak dapat yasudah. Wk. Semisal pun di bandara contohnya, cuma ada satu kursi kosong, terus ada orang terlihat ingin duduk di sana juga. Biasanya saya langsung menyerah dan pilih putar badan ๐Ÿคฃ

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya juga termasuk jarang rebutan kak, cuma adaaa ajaaa keadaan yg memaksa kudu ikut rebutan demi mempertahankan hidup ๐Ÿคฃ

      Hapus
  2. Sejauh ini rebutan bangku di sekolah sama rebutan vaksin itu yang paling relate buatku, teringat gimana susahnya kemarin buat bisa vaksin mengingat stok yang sedikit disini๐Ÿ˜ฅ

    Kalau soal bangku tuh biasanya aku sendiri bukan pas ulangan mbak, tapi pas hari pertama masuk sekolah setelah libur kenaikan kelas๐Ÿคฃ Kebalikannya, kita rebutan buat dapetin bangku di depan selama satu tahun. Kalau kata para ortu yg nganter sih biar anaknya nggak jadi bodoh karena bakal fokus terus kedepan๐Ÿ˜† Rupanya kebiasaan ini manjur juga, karena waktu aku di kelas 5 (dimana duduknya di bangku kedua dari depan), peringkat kelasku naik melesat. Beda kalau dibandingkan kelas 6 yang mana kebagian duduknya di bangku kedua dari belakang, wkwk.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya loh aku pernah duduk di bangku depan, itu penjelasan guru jadi gamblang banget dan langsung paham seketika :)

      Hapus
  3. rebutan barang diskon di e-commerce :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini aku juga pernah kak. Rebutan hijab. Jadi PO dibuka jam 8 malem, setengah jam sebelumnya udah ngisi form, biar jam 8 teng bisa langsung dikirim. Kalo gak gitu, kehabisan stok ๐Ÿ˜‚

      Hapus
  4. rebutan apa yaa.. sebenenya banyak sih kalo rebutan sesuatu, cuma aku lupa :D..

    oiya dulu waktu sekolah juga pernah sih rebutan bangku pas kenaikan kelas, milih yang paling belakang hehehe :D

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Susah Konsentrasi Selama Pandemi

Diam itu (Belum Tentu) Emas?

Semua Foto Akan Terlihat Jadul pada Waktunya