Postingan

Menampilkan postingan dengan label Nostalgia

Alibi

Pada postingan blog kali ini, aku mau bernostalgia dengan tingkah laku ajaibku di masa kuliah. Dulu, aku adalah seorang mahasiswa yang amat penakut dan pemalu. Aku akan merasa takut dan malu untuk hal-hal yang sebenarnya sepele. Misalnya, saat ditunjuk oleh dosen untuk menjawab pertanyaan.   Di antara sekian banyak dosen, pasti ada dong yang hobi nunjuk mahasiswa. Tujuan si dosen itu macam-macam, tapi intinya cuma satu, yaitu ingin ngetes. Mulai dari ngetes seberapa mendalam pemahaman yang dimiliki mahasiswa, hingga ngetes seberapa kuat mental yang dimiliki mahasiswa. Nah, sebagai seorang mahasiswa penakut dan pemalu garis keras, tentu saja, dosen yang suka nunjuk mahasiswa bukanlah dosen favoritku. Aku lebih suka dosen yang jarang nunjuk mahasiswa. Semakin jarang seorang dosen nunjuk mahasiswa, maka semakin sukalah aku kepada dosen tersebut. Sayangnya, di setiap semester, pasti ada dosen yang suka nunjuk mahasiswa. Ada beberapa style dosen dalam menunjuk mahasiswa, yaitu:

Lenggar

Waktu kelas 4 SD, aku adalah seorang manusia yang tidak berdaya.  Begini kisahku.  Aku memakai sepeda Phoenix biru sebagai alat transportasi untuk berangkat dan pulang sekolah. Ada 2 jalan yang bisa aku pilih untuk berangkat dan pulang sekolah, kita sebut saja jalan pertama dan jalan kedua. Jalan pertama adalah jalan yang lebih dekat. Sementara jalan kedua lebih jauh. Jika aku memilih lewat jalan pertama, jarak tempuhnya 2 km. Tapi jika aku memilih lewat jalan kedua, jarak tempuhnya 3 km. Well , bagi orang dewasa, tentu selisih 1 km tidaklah berarti. Tapi bagi seorang anak kelas 4 SD yang mengendarai sepeda, selisih 1 km itu lumayan. Setidaknya, dengan memilih lewat jalan pertama yang lebih dekat itu, aku menghemat tenaga. Semula tidak ada masalah di jalan pertama. Aku melewati jalan itu setiap hari.  Lama-lama, masalah mulai timbul.  Suatu hari, ketika pulang sekolah, aku dicegat oleh seorang anak kecil laki-laki. Perkiraanku, dia lebih muda beberapa tahun di bawahku. Terlihat dari uk

Lagu Kebangsaan KKN

Masih dalam rangka nostalgia masa KKN.  Aku mengikuti kegiatan KKN pada tahun 2019 lalu, di sebuah kabupaten yang berjarak kurang lebih 20 km dari kampus. Tempat ini...dibilang kota ya gak kota-kota amat, dibilang pelosok ya gak juga.  Selama KKN 50 hari, aku dan teman sekelompok nginep di rumah Kepala Dukuh. FYI , satu dukuh terdiri dari beberapa RW. Sementara itu, satu desa terdiri dari beberapa dukuh.  Di tempat aku KKN, kepala dukuhnya dijabat oleh perempuan. Orang-orang memanggilnya "Bu Dukuh". Ada satu kejadian yang masih aku ingat sampai sekarang. Yakni, ketika aku dan teman-teman pertama kali menginjakkan kaki di rumah Bu Dukuh, aku mendengar ada suara orang lagi nyanyi-nyanyi.  Aku kira, itu pengamen.  Aku pun berencana mengambil uang di dompet untuk aku kasih ke pengamen. Tapi, aku males. Mager (malas gerak) aja gitu rasanya.  Soalnya, dompetku ada di tas ransel. Di dalam tas ransel itu ada sekian banyak barang. Dan sudah pasti, dompetku tertimbun oleh barang-barang

Panitia Remidi

Ada satu istilah lucu di zaman aku sekolah dulu, yakni panitia remidi .  Saat Ujian Akhir Semester (UAS) berakhir, nilai-nilai siswa dipajang di papan pengumuman. Siswa yang nilainya di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), harus ikut remidi. By the way , mengenai bentuk remidinya seperti apa, itu macem-macem. Ada yang disuruh mengerjakan ulang soal UAS, ada yang dikasih soal baru, ada juga yang disuruh bikin rangkuman. Tapi, mayoritas disuruh mengerjakan ulang soal UAS. Jawabannya ditulis di kertas folio bergaris. So , folio bergaris menjadi barang dagangan yang laris manis di koperasi sekolah. Nah, siswa yang hampir semua nilainya di bawah KKM sehingga harus ikut banyak remidi disebut panitia remidi.  Biasanya, di setiap kelas pasti ada aja murid yang ternobatkan sebagai panitia remidi karena sebegitu seringnya ikut remidi. Biasanya orang-orang sampai hafal siapa saja murid yang langganan remidi. Sampai-sampai, kalau tuh murid gak ikut remidi satu kali aja, rasanya kaya ada yan

Ketakutan Konyol di Masa Kecil

Aku lagi senang banget karena tadi malam, waktu internetan, aku search salah satu blog kesukaanku, yaitu blog-nya Kak Eno , ternyata sudah dibuka kembali. Aku pun membuka-buka postingan Kak Eno yang lama, dan aku menemukan tulisan Kak Eno tentang ketakutannya pada hal-hal berbau horor dan mistis.  Membaca postingan itu, aku jadi teringat ketakutanku di masa kecil, yang kalau dipikir-pikir sekarang, terkesan konyol dan gak masuk akal.  Oke, langsung aja yuk ke poin-poinnya. Jadi, inilah 4 ketakutan konyolku di masa kecil:   1. Takut gak naik kelas.  Kejadian ini terjadi waktu aku TK. Waktu itu, sedang masa liburan setelah penerimaan raport. Aku masih TK nol kecil yang sebentar lagi naik ke nol besar.  Suatu hari, aku menebalkan tulisan di raport menggunakan pulpen. Kalau ditanya motivasinya apa, gak ada sih, hehehe. Cuma pengin aja.  Selang sehari setelahnya, ibuku melihat bahwa tulisan di raportku aku tebalkan.  Ibu berkata, "Kalau kamu tebelin begini, besok kamu gak naik kelas,

Nostalgia Kegalauan Saat Mengerjakan Skripsi

Terakhir kali saya menyentuh skripsi itu lebih dari setahun lalu. Walaupun demikian, saya masih terngiang-ngiang terhadap segala drama yang menyertai selama proses pengerjaannya, antara lain berupa: 1. Bingung Mau Pilih Tema Seperti Apa. Untuk memilih tema skripsi, dulu saya sampai harus "bersemedi". Awalnya, saya bingung, apakah saya harus pilih tema skripsi yang spektakuler, atau yang peminatnya banyak, atau yang mudah? Akhirnya, saya pilih yang mudah saja. Kenapa? Karena, pada akhirnya, yang akan bergumul dengan skripsi tersebut kan, saya sendiri. Bukan orang lain. Jadi, ngapain lah mempersulit diri sendiri? Lagi pula, kalau mau pilih tema skripsi yang spektakuler misalnya. Tujuannya apa? Supaya terlihat "wow" gitu? Heleh, "wow" menurut mahasiswa, belum tentu "wow" menurut dosen. Mau pilih tema skripsi yang peminatnya banyak? Biar apa? Biar banyak temannya? Biar bisa kerja sama? Hilih, kenyataannya tidak semudah itu. 2. Dag-dig-dug M

Berkelana di Danau Tempe

Kemarin, saya beberes file di laptop. Ada satu file yang sukses membuat saya bernostalgia. Saya menemukan sebuah video yang diambil tatkala kuliah semester 6 dulu. Itu adalah video Danau Tempe. Danau Tempe terletak di pulau Sulawesi, tepatnya provinsi Sulawesi Selatan. Sulawesi menjadi pulau ketiga yang pernah saya singgahi, setelah Jawa (tempat kelahiran hingga tinggal sekarang) dan Bali (lokasi tujuan study tour ketika SMP). Saya menyusuri Danau Tempe bersama 5 orang teman sejurusan, dalam rangka melakukan penelitian untuk Kuliah Kerja Lapangan. Ketika itu, kami menyusuri Danau Tempe menggunakan perahu. Jangan dibayangkan perahunya besar, ya. Tidak sama sekali! Perahunya kecil. Dijalankan pakai mesin, tidak didayung manual. Tapi, walau pakai mesin, jalannya pelan sekali. Selain itu, tidak ada atapnya. Jadi, kami harus berkompromi dengan cuaca di hari itu. Danau Tempe itu luas banget. Kalau tidak salah, luasnya lebih dari 350 kilometer persegi, atau hampir separuhnya luas pr

Nostalgia Lukisan Zaman SD

Gambar
Tadi saya iseng buka-buka lemari di ruang tamu. Dan, surprisingly, saya menemukan lukisan-lukisan saya semasa SD. Awal mula saya menekuni melukis sebagai hobi itu bermula dari ketidaksengajaan. Begini ceritanya. Suatu hari, masjid di dekat rumah diwajibkan mengirimkan peserta lomba menyanyi, pidato, melukis, dan lain-lain. Semua lomba sudah ada pesertanya. Tapi, untuk lomba melukis, belum ada pesertanya. Singkat cerita, saya (sebagai satu-satunya anak kecil yang tersisa), ditunjuk untuk ikut lomba melukis. And then… saya dapat juara 2.

Keresahan Zaman Sekolah

Pertama, Gak Bawa Topi dan Dasi. Gak bawa topi dan dasi di hari Senin, atau hari yang ada upacaranya, itu termasuk pelanggaran. Karenanya, kemungkinan besar bakal dihukum. Hukumannya adalah dibariskan secara terpisah, lalu berhadap-hadapan dengan murid-murid lain yang tertib. Untuk mencegah kena hukuman, pilihannya ada 3. Pertama, pura-pura sakit sehingga bisa sembunyi di ruang UKS. Kedua, pinjam teman yang bawa topi dan dasi dobel. Ketiga, beli di koperasi sekolah. Agar topi dan dasi gak ketinggalan, ada 1 trik yang bisa diterapkan, yaitu tidak gonta-ganti tas. Jadi, selalu taruh topi dan dasi di dalam tas itu. Dan, jangan lupa untuk selalu memasukkan topi dan dasi setelah memakainya agar gak hilang. Kedua, Belum Mengerjakan PR dan Tugas. Ini bisa terjadi karena 2 hal, yaitu sengaja dan tidak sengaja. Sengaja, artinya tau kalau ada PR dan tugas, tapi karena malas atau tidak paham, kita dengan sengaja belum mengerjakannya. Tidak sengaja, artinya belum mengerjakan karena kita