Postingan

Menampilkan postingan dengan label Pengalaman

Sebuah Pengalaman Interview Kerja yang Mengesankan

Awalnya, aku cuma melamar pekerjaan yang khusus diperuntukkan bagi lulusan S-1, sebagaimana pendidikan terakhirku. Tapi, dari 54 lamaran yang aku kirim, hanya ada : 2 e-mail berisi balasan penolakan pada tahap seleksi administrasi, 1  e-mail berisi kegagalanku di tes tertulis, 1  panggilan interview yang berujung dengan penolakan, dan 50 sisanya… tidak ada kabar sama sekali. Itu baru yang aku catat. Masih ada beberapa yang gak aku catat. Lalu, aku pun menurunkan standar. Walau Pendidikan terakhirku S-1, aku coba melamar pekerjaan untuk lulusan SMA/SMK. Pokoknya, aku gak pilih-pilih lagi. Aku pun mengirim lamaran sebagai Staff Admin di salon kecantikan, Staff Packing di toko kue, bahkan aku juga melamar sebagai tukang cuci dan setrika baju di tempat laundry. Hasilnya? Tidak ada balasan. Aku terus mencari. Suatu hari, aku melihat sebuah lowongan pekerjaan untuk lulusan SMA sebagai Staff Produksi di sebuah UMKM yang membuat produk hampers dan parcel . Tanpa pikir panj

Perlu Perjuangan untuk Bisa Menghabiskan Skincare Hingga Tetes Terakhir

Oke, di postingan sebelumnya aku bersambat-sambat ria mengenai gak enaknya jadi pengangguran selama 1,5 tahun, kali ini aku mau sambat lagi. Sambat tentang apa, tuh? Sambat tentang sulitnya menghabiskan skincare hingga tetes terakhir. Seperti perempuan pada umumnya, aku juga punya skincare . But, aku tidak termasuk skincare addict . Aku punya skincare ya sekedar punya aja. Aku gak terlalu rajin dalam memakai skincare . Cenderung malas-malasan, malah.  Aku sudah khatam dengan semua teori per- skincare -an. Aku tau apa itu double cleansing , chemical toner , hydrating toner , moisturizer , sunscreen , dan sebagainya.  Aku juga tau bahwa di dunia ini ada yang namanya "7 Step Skincare Routine ", "10 Step Skincare Routine ", dan seterusnya. Udah hafal di luar kepala. Tapi, aku cuma ngerti teorinya. Prakteknya? Zonk. Aku pernah ada di masa, antusias banget ketika nonton video tutorial skincare di channel youtube Female Daily. Aku terkagum-kagum dengan kulit ki

Ternyata, Datang Ke Kondangan Sendirian itu Tidak Apa-apa

Menurut penjelasan Dokter Aisah Dahlan, secara umum ada dua tipe manusia. Pertama, adalah manusia yang berorientasi tugas ( task oriented ), yang cirinya, lebih mengutamakan target-target dan tugas-tugas atau agenda-agenda yang harus dicapai. Kedua, adalah manusia yang berorientasi hubungan ( relationship oriented ), yang cirinya, lebih mengutamakan hubungan sosialisasinya dengan orang lain. Manusia yang berorientasi tugas, seringkali terlihat kurang luwes, terlalu saklek, dan terlalu fokus pada target. Sementara manusia yang berorientasi hubungan, seringkali mereka lebih fokus pada bagaimana caranya agar mereka bisa diterima di lingkungan pergaulan. Mereka pandai menjalin relasi dengan orang lain. Tapi kelemahannya, mereka sulit untuk mengatakan tidak, karena itu tadi, mereka takut kalau sampai tidak punya teman. Tentu saja setiap diri manusia tidak 100% murni task oriented atau pun relationship oriented . Tapi, ada yang lebih dominan. Nah, lalu, kalau aku sendiri, tipe yang

Bukan Trik Jitu Menghilangkan Flek Hitam di Wajah

Seperti perempuan pada umumnya, aku maniak ngaca. Setiap kali ada kaca, entah itu di toilet umum, di mushala, di spion, bahkan di kaca jendela rumah orang pun, aku selalu ngaca.  Sebegitu sukanya dengan ngaca, perubahan sekecil apa pun di wajah, tidak luput dari perhatianku. Termasuk, bertambahnya atau, semakin tebalnya flek hitam di wajahku. Ketika bayi, di wajahku tidak ada flek hitamnya sama sekali. Setidaknya itulah yang aku ketahui dari foto.  Lalu, ketika masa kanak-kanak, aku jadi punya satu flek hitam di wajah.  Kemudian, seiring bertambahnya umur, jumlah flek hitamku semakin banyak. Aku hitung, sekarang ada lima flek hitam di wajahku. Flek hitam tersebut lebih mirip tahi lalat.  Itulah kenapa, orang-orang yang bertatap muka denganku dalam jarak dekat, akan bilang, “Tahi lalatmu banyak, ya?” Dan aku menjawabnya dengan, “Iya.” Tak lupa, aku tambahi, “Hehehe.” Flek hitam di wajah—yang menurutku bentuknya sama saja dengan tahi lalat—dalam bahasa medis disebut hiperpigmentasi. Hi

Trik Membuat Telur Ceplok untuk Kamu yang Takut Terkena Cipratan Minyak Goreng

Telur ceplok adalah sebuah lauk-pauk primadona. Bagaimana tidak? Alat untuk membuatnya cukup wajan atau teflon, sutil, dan serok. Bahannya cuma telur ayam mentah, minyak goreng, dan garam. Pun, membuatnya cukup praktis, tinggal digoreng di atas wajan atau teflon, taburkan garam, angkat, dan tiriskan, selesai. Namun, berdasarkan pengalamanku di dunia per-telur ceplok-an, ternyata membuat telur ceplok tidak semudah membalikkan telapak tangan. Dalam prosesi pembuatan telur ceplok, dibutuhkan satu skill yang amat penting, yaitu kekuatan mental dalam menghadapi letupan minyak goreng.  Ya, letupan minyak goreng adalah hal yang tak terhindarkan dari pembuatan telur ceplok. Penyebabnya bisa berupa wajan atau teflon yang masih basah karena baru selesai dicuci. Bisa juga sutil dan seroknya yang basah. Bisa juga, garamnya yang basah. Iya, garam bisa basah dengan sendirinya. Kadang aku mengalami, garam yang terletak di dalam wadah tiba-tiba berair. Membuat telur ceplok berbeda dengan membuat bakw

"None Mamaaaak..."

Saat bayi hingga TK nol kecil, aku dititipkan di tempat tetangga. Karena, ayah dan ibuku baru pulang kerja pada sore hari. Tetangga tersebut adalah seorang ibu rumah tangga, yang biasa aku panggil Mamak. Jadi, aku memanggil orang yang mengasuhku dengan panggilan "Mamak". Dan ibu kandungku aku panggil "ibu". Biasanya, jam 6 pagi ayah mengantarku ke tempat Mamak.  Ayah menggendongku di punggung. Tangan kanan ayah membawa rantang berisi makanan, untuk sarapan dan makan siangku. Dan, aku akan dijemput ayah pada sore hari.  So , dari pagi sampai sore aku di rumah Mamak. Sementara di sore sampai malam hari aku di rumah orangtua. Ingatanku tentang Mamak samar-samar, sih. Hanya ada beberapa potong kejadian yang masih aku ingat sampai sekarang. *** Pada hari pertama masuk TK nol kecil, Mamak lah yang mengantarku.  Saat itu, sepatuku masih kebesaran. Mamak pun berinisiatif mengganjal bagian dalam sepatuku menggunakan kertas yang dilipat. Aku juga ingat, pernah diajak Mamak ke

Tentang Sprei dan Selimut Kesayangan

Sprei kesayanganku cuma ada satu.  Dibeli tahun 2014, dan masih aku pakai sampai sekarang. Yang aku sukai dari sprei satu ini bukan karena warna atau motifnya, melainkan karena bahannya yang lembut dan adem. Nyaman sekali buat glundang-glundung sambil bermager-mageran. Saking sayangnya aku pada sprei satu ini, aku menerapkan cuci-kering-pakai.  Jadi, biasanya seminggu sekali--kadang dua minggu sekali sih--di pagi hari, aku cuci sprei ini, lalu dijemur, dan di siang harinya ketika sudah kering, langsung aku pakai lagi.  Iyaaa, sampai segitunya. Sejauh ini, belum ada sprei lain yang bisa mengalahkan sprei satu ini.  Sprei lain yang aku punya, bahannya tidak selembut dan seadem sprei satu ini. Oh iya. Saking sprei satu ini aku pakai terus, kain di bagian tengahnya sudah semakin tipis. Warnanya juga mulai agak pudar gitu. Selain sprei, aku juga mau cerita tentang selimut.  Jadi, selimut kesayanganku adalah jarik. Aku suka pakai selimut jarik karena jarik itu nyaman dipakai.  Ketika hawa se

Di-PHP-in Hujan

Sudah memasuki bulan berakhiran -ber, yang mana, cucian susah kering.  Karena, di bulan-bulan seperti ini, hujan dan matahari seakan bersekongkol untuk mempermainkan perasaan para penjemur pakaian.  Jadi, aku pernah mengalami kejadian super duper ultra maha menyebalkan. Suatu pagi, langit tampak cerah. Aku pun gak khawatir untuk menjemur cucian. Merasa aman-aman saja. Eh lha dalah, baru 5 menit berlalu, tiba-tiba titik-titik air hujan menetes dari langit, membasahi cucian.  Suebelll dong, baru aja kelar njemur cucian, lha kok langsung gerimis. Aku pun berpikir sambil menimbang-nimbang, langkah apa yang selanjutnya harus aku lakukan. Hmmm, pilihan pertama, aku langsung mengangkat cucian yang baru saja dijemur itu, karena siapa tahu, hujannya semakin deras.  Pilihan kedua, aku biarkan saja cuciannya kehujanan dulu, karena siapa tahu, sebentar lagi gerimisnya reda.  Sungguh, perkara njemur cucian di kala musim penghujan saja kok sebegini rumitnya, lebih rumit dari mengerjakan soal ujian n

Seni Mengatasi Duri Ikan Yang Nyangkut di Tenggorokan

Ada 1 peristiwa yang sepele tapi mengganggu, yaitu: duri ikan yang nyangkut di tenggorokan. Udah berusaha sehati-hati, seteliti dan secermat mungkin ketika makan ikan. Tetep, terkadang masih ada duri yang tidak aku sadari keberadaannya, ikut termakan. Gak langsung ke perut, tapi transit a.k.a nyangkut di tenggorokan. Pengin dibiarkan begitu saja, anggap saja gak terjadi apa-apa, tapi kok gak betah. Rasanya sakit ketika menelan ludah. Pengin diambil durinya, tapi bingung gimana caranya.  Aku udah ambil senter, lalu senternya aku arahkan ke tenggorokan, dan kemudian aku mangap di depan cermin. Kelihatan sih durinya terletak di sebelah mana, tapi ketika tangan aku masukkan ke mulut, berniat mencabut duri yang nyangkut itu, kok gak muat dan gak nyampe. Searching di internet, cara atasi duri nyangkut di tenggorokan, katanya suruh nelan nasi, siapa tahu durinya rontok dan larut bersama nasi.  Nyatanya enggak.  Si duri tetap gagah berdiri di tenggorokan. Alhasil, aku pura-pura cuek.  Aku pun

Kesan-kesan Membaca Novel "Semangat, Tante Sasa!" Karya Thessalivia

Sekarang aku akan membahas novel berjudul "Semangat, Tante Sasa!" karya mbak Thessa yang belum lama ini diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama (GPU). Selamat kepada mbak Thessa yang sudah berhasil tembus penerbit impian 👏.  Dan juga terima kasih kepada mbak Lia --si Peri Kecil nan Baik Hati 💕-- yang sudah memilihku menjadi salah satu pemenang Give Away Akses Fiction Premium di Gramedia Digital. Sehingga selama sebulan--aku berkesempatan untuk mencicipi buku-buku di dalamnya, termasuk buku "Semangat, Tante Sasa!" ini. Well , sebelumnya mbak Thessa sudah pernah menelurkan  buku berjudul "Nikah Muda", namun aku belum pernah membacanya. So , ini adalah pengalaman pertama aku membaca karya beliau. Karya mbak Thessa ini termasuk antimainstream. Karena, tidak seperti kebanyakan isu parenting yang ditulis secara teoritis. Justru mbak Thessa mengemasnya dalam novel, sehingga lebih terasa real . Novel ini menceritakan tentang seorang wanita karir bernama Sasita

2 Penulis (Selain Tere Liye dan Dee Lestari) di iPusnas yang Karyanya Wajib Kamu Baca

Gambar
Jika dulu, untuk meminjam buku, kita harus berangkat ke suatu gedung yang disebut perpustakaan, kini zaman sudah berubah.  Kita bisa meminjam buku secara online lewat aplikasi iPusnas.  Kita bisa melakukannya sambil rebahan, tanpa perlu keluar kamar. Yang perlu bergerak hanya jempol kita. Badan kita tetap rebahan di atas kasur empuk. Sementara kaki kita selonjoran di atas bantal. Eh, atau kakinya mau mengapit guling juga boleh. Terserah enaknya gimana.  Masalahnya, nyari buku di iPusnas itu susah-susah gampang. Soalnya, stok buku di iPusnas terbatas.  Selain itu, berhasil tidaknya kita menemukan buku yang kita inginkan itu tergantung keberuntungan.  Kalau lagi beruntung ya tiba-tiba kita nemu aja judul buku yang menarik, gak pakai antri, dan setelah kita baca, isi bukunya sesuai ekspektasi. Tapi kalau lagi apes ya udah ngetik nama penulis dan judul buku ini itu, tetap aja gak ketemu-ketemu. Buat orang seperti aku yang kurang begitu tau nama-nama penulis, menggunakan aplikasi iPusnas it

Makhluk Halus

Konon katanya, ada 3 golongan manusia. Golongan pertama adalah manusia yang disukai makhluk halus. Cirinya, sering melihat dan merasakan keberadaan makhluk halus. Golongan kedua adalah manusia netral . Cirinya, sesekali pernah melihat dan merasakan keberadaan makhluk halus.   Golongan ketiga adalah manusia yang dijauhi makhluk halus. Cirinya, tidak pernah melihat dan merasakan keberadaan makhluk halus.  Itu kata siapa memangnya?  Kata seorang youtuber. Aku lupa youtuber siapa. Yang jelas, ada seorang youtuber yang pernah mengatakan demikian.  Terus, aku termasuk golongan mana?  Aku termasuk golongan ke-3 sepertinya. Ya, sejauh ini, aku tidak pernah melihat dan merasakan keberadaan makhluk halus.  Lalu, kenapa ada manusia yang disukai makhluk halus, ada manusia yang netral, dan ada manusia yang dijauhi makhluk halus?  Lagi-lagi, ini juga katanya. Well , katanya sih, ini berhubungan dengan pancaran energi setiap manusia. Jadi, setiap manusia memancarkan energi yang berbeda-be

Setahun Ngeblog

Halo semua. Apa kabar? Tumben ya, opening -ku nanyain kabar segala. Gak seperti biasanya yang langsung jebret jebret jebret. Anyway , akhirnya, laptopku udah bener. Lha, emang kemarin-kemarin kenapa? Jadi, kemarin-kemarin, keyboard laptopku sempat error. Gak sinkron antara yang dipencet dan yang muncul di layar. Mencet huruf A, eh yang muncul di layar malah huruf R. Niat hati ingin nge- delete , eh yang bekerja malah tombol enter . Kan kacau. Udah cari di blog-blog tutorial, bahkan cari video di Youtube gimana cara mengatasinya, gak ada yang ngefek. Setelah itu, laptopku aku diamkan selama beberapa hari. Siapa tau, setelah didiamkan beberapa hari, error -nya bisa ilang sendiri. Berharap ada keajaiban, ceritanya. Eh, ternyata enggak. Teteup ngaco. Aku nyerah. Akhirnya, dibawalah ke kang servis. Hanya dalam waktu beberapa jam, udah beres.  Alhamdulilah, sekarang si keyboard laptop udah normal seperti sedia kala. *** Ok, mari kita lupakan perihal laptop. Sekarang, kemba

Sepeda yang Tertukar

Berhubung dulu ada sinetron yang berjudul "Putri yang Ditukar", maka postingan blog kali ini aku beri judul "Sepeda yang Tertukar".  Tujuannya apa?  Biar mirip aja :P  Aku menjadi pengendara sepeda garis keras dalam jangka waktu cukup lama. Dari kelas 3 SD hingga 3 SMP. Hitung sendiri tuh berapa tahun.  Sebab-musabab aku pakai sepeda adalah karena jarak dari rumah ke sekolah tidak dekat-dekat amat sekaligus tidak jauh-jauh amat. Walaupun ketika SD jarak rumahku ke sekolah hanya berkisar 2-3 km---sebenarnya gak jauh-jauh amat lah, ya---tapi, dibandingkan teman-temanku, rumahku paling jauh.  Sehingga, mau tidak mau, aku harus berangkat dan pulang sekolah sendiri. Gara-gara sendiri inilah, aku sempat menjadi korban pemalakan 🤣  Berbeda dengan jaman SD.  Jaman SMP, aku punya teman seperjalanan. Namanya Nurul.  Dia seangkatan denganku, tapi berbeda kelas. Dia kelas C. Aku kelas E.  Setiap pagi, aku menuju ke rumahnya dengan menaiki sepeda. Dari rumahnya, kami boncengan

Pengalaman Biduran Saat KKN

Adakah di sini yang pernah mengalami biduran?  Aku pernah, di lokasi KKN (Kuliah Kerja Nyata) 2 tahun lalu.  Biduran adalah kondisi kulit yang gatal, berwarna kemerahan, dan tebal. Mirip seperti digigit nyamuk, tapi kalau digigit nyamuk kan bentuknya cuma buletan kecil. Nah, kalau biduran ini bentuknya tidak beraturan dan permukaannya lebih luas. Jadi, biduran ini seperti pulau di kulit kita. Tapi bukan panu, ya 🤣  Terus, penyebab biduran itu apa?  Kalau yang aku baca di Google, penyebabnya macam-macam. Mulai dari alergi makanan, alergi dingin, dan stress.  Kalau yang terjadi di aku, sepertinya karena stress. Kenapa aku bisa menyimpulkan bahwa penyebabnya karena aku lagi stress? Karena, aku gak punya alergi makanan dan gak punya alergi dingin juga.  Stress itu bukan berarti gila, ya 😂 Stress itu kondisi ketika kita terlalu kepikiran dan terlalu tertekan dengan keadaan. Sebenarnya, stress dalam kadar normal itu bagus. Dengan kadar stress yang normal, kita akan menjadi orang yang punya

4 Tips Mencegah Mabuk Kendaraan yang Gak Berefek di Aku

Aku baru menyadari bahwa aku mengidap mabuk kendaraan itu waktu study tour ke Bali zaman SMP.  Waktu itu, pagi-pagi sekali aku berangkat dari rumah.  Begitu aku masuk ke dalam bus pariwisata, bau-bau kendaraan langsung menyergap hidungku. Bau-bau yang menurutku sangat menyengat. Entah, itu tuh bau busnya, mesinnya, bensinnya, atau mungkin wewangiannya yang langsung membuatku mual.  Selama beberapa jam perjalanan, aku masih bisa "mengakali" ketidaknyamananku dengan cara bernapas lewat mulut. Tetapi, lama-lama, ketika bus sudah sampai daerah Nganjuk, Jawa Timur, aku gak kuat lagi. Mulutku mulai terasa asin.  Tiba-tiba...  Hoeeekkkkkk ... Aku muntah.  Untung sebelumnya aku sudah membuka plastik kresek dan mengarahkan mulutku ke situ, sehingga muntahanku aman, tidak kena teman di sampingku.  Tapi tetap saja, rasanya gak enak. Dan, gara-gara suara muntahku yang cukup nyaring itu, semua orang di bus menoleh ke arahku.  Sejak saat itu, aku jadi sering trial and error , mencoba b