"None Mamaaaak..."

Saat bayi hingga TK nol kecil, aku dititipkan di tempat tetangga. Karena, ayah dan ibuku baru pulang kerja pada sore hari.

Tetangga tersebut adalah seorang ibu rumah tangga, yang biasa aku panggil Mamak. Jadi, aku memanggil orang yang mengasuhku dengan panggilan "Mamak". Dan ibu kandungku aku panggil "ibu".

Biasanya, jam 6 pagi ayah mengantarku ke tempat Mamak. 

Ayah menggendongku di punggung. Tangan kanan ayah membawa rantang berisi makanan, untuk sarapan dan makan siangku. Dan, aku akan dijemput ayah pada sore hari. 

So, dari pagi sampai sore aku di rumah Mamak. Sementara di sore sampai malam hari aku di rumah orangtua.

Ingatanku tentang Mamak samar-samar, sih. Hanya ada beberapa potong kejadian yang masih aku ingat sampai sekarang.

***

Pada hari pertama masuk TK nol kecil, Mamak lah yang mengantarku. 

Saat itu, sepatuku masih kebesaran. Mamak pun berinisiatif mengganjal bagian dalam sepatuku menggunakan kertas yang dilipat.

Aku juga ingat, pernah diajak Mamak ke pasar tradisional. Di sana, Mamak membelikanku jepit rambut.

Mamak juga pernah mengajakku ke tempat saudaranya. Aku dan Mamak berjalan kaki terlebih dahulu dari rumah Mamak sampai jalan raya. Lalu, Mamak nyegat angkot yang lewat. Dan kemudian aku dan Mamak naik angkot dari jalan raya sampai rumah saudaranya Mamak.

***

Setelah aku dewasa, orangtuaku--ayah dan ibu--bercerita bahwa dulu saat aku berumur 3 tahun, pada jam 11 malam, aku pernah rewel dan ngotot pengin ke rumah Mamak.

Ketika itu, jam 11 malam. Tentu aku sedang ada di rumah orangtua, bukan di rumah Mamak. 

Hujan mengguyur dengan derasnya. 

Dan aku, dengan tidak tahu dirinya, nangis-nangis kenceng banget sampai tetangga samping rumah terbangun semua. 

Aku yang saat itu masih cadel, merengek ke orangtua, "None mamaaaak..." Maksudnya, "Nggone Mamaaaak..." 

Yang kalau diterjemahkan ke bahasa Indonesia artinya, "Ke tempat Mamaaaak..." 

Orangtuaku pun berusaha memberikan pemahaman, "Iki lagi udan deres, lho." Yang artinya, "Ini sedang hujan deras, lho." 

Dan, aku jawab begini dong, "Pake payuuuung..." 

Bhahaha, solutif banget aku, ya? Karena sedang hujan deras, padahal pengin ke tempat Mamak, aku menawarkan solusi, yaitu pake payung.

Tentu orangtuaku gak menelan permintaanku mentah-mentah begitu saja. Ya kali, jam 11 malam, hujan deras, bertamu ke rumah orang 🤣.

Aku terus-terusan merengek, "None Mamaaak..." sampai jam 12 malam. Sampai akhirnya, karena kecapekan nangis, aku tertidur dengan sendirinya.

***

Kata orangtuaku, perihal rengekan, "None Mamaaaak...", itu juga pernah terjadi di bus.

Saat itu, kata orangtua, aku berumur sekitar 4 tahun. 

Aku, kakak, ayah, dan ibu, mudik ke tempat nenek dengan menaiki bus. Aku dipangku ibu.

Di tengah perjalanan, aku merengek, "None Mamaaaak... Pokoke none Mamak." Artinya, "Ke tempat Mamak. Pokoknya ke tempat Mamak." 

Sontak saja, semua penumpang bus menoleh ke arahku. Mungkin mereka berprasangka, bahwa jangan-jangan aku lagi diculik. 

Mereka heran, lha yang memangku aku itu siapa kalau bukan Mamakku. 

Mereka tidak tau, bahwa Mamakku dan ibuku adalah 2 orang yang berbeda.

Aku gak tau sih, ketika itu, bagaimana orangtuaku menanggapi keheranan penumpang satu bis. 

Kayaknya sih, orangtuaku tidak sampai mengklarifikasi bahwa aku bukan anak hasil culikan. 

Paling-paling, saat ditatap penumpang satu bis dengan heran, orangtuaku cuma senyum-senyum, sambil nahan malu aja. Hahaha.

Saat aku naik ke TK nol besar, Mamak pindah rumah ke lokasi yang jaraknya jauh dari rumah orangtuaku. Jadilah aku tidak lagi dititipkan di tempat Mamak.

***

Terakhir kali aku ketemu Mamak lagi saat kelas 2 SMP. 

Ceritanya, ayahku ketemu Mamak di pom bensin. Mamak bilang ke ayah, bahwa Mamak kangen aku. Mamak berharap ingin ketemu aku.

Maka, selang sehari kemudian, aku menyempatkan diri berkunjung ke rumah Mamak. Mamak tidak banyak berubah. Masih ramah seperti dulu. 

Dan pulangnya, aku diberinya oleh-oleh berupa satu toples permen.

Komentar

  1. Pasti mamak sangaaaat sayang dan perhatian dulunya pas mba Sekar masih sering dititipin ke tempat mamak Yaa :). Makanya sampe keingat dan selalu pengen kesana. Krn biasanya anak2 pasti betah Ama orang yg memang baik kepada mereka.

    Ini agak mirip sih Ama kondisi aku kecil dulu, tapi bedanya aku diasuh Ama babysitter yg tinggal di rumah. Papa kan kerja, sedang mama sibuk urusan darma wanita dll. Makanya dulu aku memang jauh lebih Deket dan manja Ama pengasuhku juga. Tidur aja Ama dia :D. Sampe skr pun aku msh anggab dia kayak ibu kedua kalo buatku. Biar gimana yg merawat aku bener2 dari bayi , ya dia.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyap mbak fan ;)
      Pengasuh mbak fan juga pasti sayang sama mbak fan.
      Duh jadi terharu daku, kalo mengingat2 masa itu.

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Susah Konsentrasi Selama Pandemi

Gak Mau Makan Mie Selain Indomie

Ibu Saya adalah Orang yang Beruntung dalam Hal…