Sulitnya Menemukan Blog Personal di Mesin Pencari

Jika ditanya, tipe blog favoritku itu seperti apa, jawabannya adalah blog personal.

Ada beberapa definisi blog personal, tentunya. Tapi, menurutku secara pribadi, blog personal adalah blog yang dikelola oleh seorang blogger, berisi pengalaman dan pandangan pribadinya atau orang-orang di sekitarnya, dan ditulis dengan gaya bahasanya sendiri. Intinya, blog personal—setidaknya menurutku—adalah blog yang ada sentuhan personalnya.

Beberapa tahun belakangan, ada satu hal yang aku rasakan betul saat menjelajahi mesin pencari.

Jika dulu saat searching sesuatu di mesin pencari, blog-blog personal sering muncul di halaman-halaman awal, sekarang sudah berubah. Sekarang, ketika aku mengetikkan kata tertentu di mesin pencari, mayoritas yang muncul adalah blog-blog profesional dan website-website perusahaan besar.

Misal, ketika aku mengetikkan kata kunci tentang penyakit, maka yang muncul adalah website kesehatan profesional macam Halodoc, Hellosehat, Alodokter, dsb.

Lalu, ketika aku mengetikkan kata kunci tentang reksadana, maka yang muncul adalah website perusahaan finansial macam Bibit, Bareksa, dll.

Okelah, kalau untuk tema-tema yang—katakanlah—“berat”, itu memang dibutuhkan sumber-sumber terpercaya agar tidak menyesatkan pembaca dengan informasi yang keliru. Dan blog serta website professional adalah tempat yang bisa memberikan informasi yang benar dan terpercaya.

Tapi, anehnya, bahkan ketika aku mengetikkan kata kunci yang sifatnya personal pun, yang muncul sebagian besar tetaplah blog dan website profesional.

Misalnya, aku menulis kata kunci “pengalaman membuat blog pertama kali”.

Aku sih inginnya yang muncul itu berupa blog personal, yang berisi pengalaman pribadi seseorang ketika membuat blog, bagaimana keseruannya, lika-likunya, suka-dukanya, dan lain-lain, yang bersifat personal, berdasarkan pengalaman pribadi.

Nah, tapi yang muncul malah website-website profesional yang sangat informatif dan teknis, seperti “Cara Membuat Blog untuk Pemula”, “Cara Menghasilkan Uang dari Blog”, dsb.

Padahal, bukan itu yang aku cari.

Aku tahu sih, tujuan Google itu baik.

Google cenderung mengarahkan pengguna ke blog dan website-website profesional supaya tidak menyesatkan.

Tapi masalahnya, kan aku—dan mungkin juga pengguna internet lain—tidak selalu searching dengan tujuan mencari artikel informatif.

Ada kalanya, pengguna internet itu searching bukan semata-mata untuk mencari ilmu pengetahuan, melainkan untuk mencari tulisan-tulisan yang khas, yang based on pengalaman dan pandangan pribadi si empunya blog.

Gitu, lho.

Aku justru lebih suka, ketika searching sesuatu di Google, aku “tersesat” pada blog personal yang jauh dari kesan profesional. Menurutku, seringkali, blog-blog yang jauh dari kesan profesional justru lebih mengena. Rasanya, ketika membuka-buka isi blog-blog personal yang seperti itu, aku seperti berinteraksi dengan manusia, bukan dengan robot.

Karena mencari blog personal lewat mesin pencari begitu sulit, cara yang aku tempuh sekarang adalah dengan blog walking alias mengunjungi blog personal yang sudah aku kenal. Dari satu blog, biasanya aku menemukan blog-blog lain, lewat kolom komentar.

Kalau menurutku, blog yang bermanfaat itu tidak hanya blog niche yang menjelaskan segala sesuatu dengan terstruktur dan tersistematis. Menurutku, blog personal—walaupun mungkin isinya cenderung remeh temeh bagaikan remahan rengginang—itu juga bermanfaat.

Walaupun blog personal itu tidak berisi solusi secara gamblang atas suatu masalah, tapi tetap ada “sesuatu”—katakanlah, pesan moral— yang secara tidak langsung—bisa aku petik dari membaca blog-blog personal.

Ketika aku searching di Google, dan aku mendapatkan informasi yang aku cari di blog atau website profesional, biasanya, ya sudah, begitu aku mendapatkan apa yang aku cari, aku tidak kembali ke situ lagi.

Tapi, ketika aku “terdampar” di blog personal, ada kecenderungan, suatu saat, aku akan balik lagi, balik lagi, dan balik lagi ke situ, terlepas dari, tulisan-tulisan di blog tersebut aku butuhkan atau tidak.

Komentar

  1. Memang sejak beberapa tahun terakhir google lebih mengutamakan blog yang sifatnya profesional atau besar, apalagi semacam tribun, dulu hampir semua kata kunci diembat oleh website ini.πŸ˜‚

    Setuju banget, blog yang sifatnya personal memang lebih mengena terutama buat sesama blogger. Tapi sayangnya blog atau situs seperti ini makin terkucilkan di mesin pencari Google.

    Bahkan aku pernah mencoba sampai tiga halaman, blog blog yang dikelola secara mandiri hampir tidak ketemu.

    BalasHapus
  2. Betul nih mba Sekar, setiap Googling, pasti yang ke luar blog profesional atau nggak ecommerce hahahahaha. Sudah jarang lihat blog personal masuk jajaran page-one, padahal pengalaman personal juga seru untuk dibaca. Nggak sekedar tips and trick doang πŸ˜†

    Bahkan blog-blog profesional itu sudah ambil topik-topik yang tadinya cuma dibahas oleh bloggers, jadi secara nggak langsung bloggers pun terpinggirkan. Sedih lihatnya πŸ˜•

    BalasHapus
  3. Hi mba Sekar, kayaknya kita satu preference soal blog personal, meanwhile aku senang banget jumpa blog personal yang bahas sudut pandang akan sesuatu topic atau kejadian-kejadian, rasanya sejuta wkwk. Aku suka bacain experience seseorang akan suatu prinsip. Blog personal sangat membantu di masa-masa quarter life crisis (menurut aku).

    What I like from the blog is kita bisa berbagi sama seseorang even kita nggak kenal, sedangkan yang kita lihat bukan fisik, umur dan sebagainya cara dia menyampaikan pendapat dan experience dia. Dari personal blog aku bisa jumpa banyak hal yang kadang nggak aku temui di kehidupan sekitar aku, jadi learn lesson just in case kalau nanti kita sama situasi tersebut, hehe.

    BalasHapus
  4. Feel you mba Sekar 😊🀭.. beda banget pokoknya ngeblog zaman skr ini dengan yg dulu. Akupun kalo mencari suatu informasi, pasti LBH suka cari di blog. Berharap pas searching di google yg kluar beneran blog personal, tapi jarang banget bisa begitu. Yg ada semuanya website profesional. Kadang aku hrs cari sampe page 4 ke atas baru Nemu tulisan yg personal.

    Bukan ga pengen baca dari website pro. Tapi bahasanya kaku, dan kadang nih, 5 website aku buka, isinya samaaa dong. Aku bingung , yang mana copas siapa 🀣. 🀣. Kalo blog personal ketahuan dari cara dia menulis. Ntah kenapa blog yg begitu LBH aku percaya Krn pengalaman sendiri.

    Tapi ya sudahlaaah, memang hrs dari BW sendiri supaya bisa Nemu blog2 yg bagus :)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Susah Konsentrasi Selama Pandemi

Gak Mau Makan Mie Selain Indomie

Ibu Saya adalah Orang yang Beruntung dalam Hal…