Tentang Sprei dan Selimut Kesayangan

Sprei kesayanganku cuma ada satu. 

Dibeli tahun 2014, dan masih aku pakai sampai sekarang.

Yang aku sukai dari sprei satu ini bukan karena warna atau motifnya, melainkan karena bahannya yang lembut dan adem. Nyaman sekali buat glundang-glundung sambil bermager-mageran.

Saking sayangnya aku pada sprei satu ini, aku menerapkan cuci-kering-pakai. 

Jadi, biasanya seminggu sekali--kadang dua minggu sekali sih--di pagi hari, aku cuci sprei ini, lalu dijemur, dan di siang harinya ketika sudah kering, langsung aku pakai lagi. 

Iyaaa, sampai segitunya.

Sejauh ini, belum ada sprei lain yang bisa mengalahkan sprei satu ini. 

Sprei lain yang aku punya, bahannya tidak selembut dan seadem sprei satu ini.

Oh iya. Saking sprei satu ini aku pakai terus, kain di bagian tengahnya sudah semakin tipis. Warnanya juga mulai agak pudar gitu.

Selain sprei, aku juga mau cerita tentang selimut. 

Jadi, selimut kesayanganku adalah jarik.

Aku suka pakai selimut jarik karena jarik itu nyaman dipakai. 

Ketika hawa sedang panas, kalau aku berselimut jarik, rasanya jadi agak adem. 

Sebaliknya, ketika hawa sedang dingin, kalau aku berselimut jarik, rasanya jadi agak hangat.

Keunggulan lain dari selimut jarik adalah gak sumuk. Eh, sumuk tuh bahasa Indonesianya apa sih. Gerah kali, ya.

Tapi, kalau hawanya kelewat dingin, kadang selimut jarik ini masih kurang menghangatkan. Jadi, di saat hawa lagi super dingin, aku lebih milih selimut yang lebih tebal.

Segitu dulu curhatanku kali ini. Bye.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Susah Konsentrasi Selama Pandemi

Gak Mau Makan Mie Selain Indomie

Ibu Saya adalah Orang yang Beruntung dalam Hal…