Trik Membuat Telur Ceplok untuk Kamu yang Takut Terkena Cipratan Minyak Goreng
Telur ceplok adalah sebuah lauk-pauk primadona. Bagaimana tidak? Alat untuk membuatnya cukup wajan atau teflon, sutil, dan serok. Bahannya cuma telur ayam mentah, minyak goreng, dan garam. Pun, membuatnya cukup praktis, tinggal digoreng di atas wajan atau teflon, taburkan garam, angkat, dan tiriskan, selesai.
Namun, berdasarkan pengalamanku di dunia per-telur ceplok-an, ternyata membuat telur ceplok tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Dalam prosesi pembuatan telur ceplok, dibutuhkan satu skill yang amat penting, yaitu kekuatan mental dalam menghadapi letupan minyak goreng.
Ya, letupan minyak goreng adalah hal yang tak terhindarkan dari pembuatan telur ceplok. Penyebabnya bisa berupa wajan atau teflon yang masih basah karena baru selesai dicuci. Bisa juga sutil dan seroknya yang basah. Bisa juga, garamnya yang basah. Iya, garam bisa basah dengan sendirinya. Kadang aku mengalami, garam yang terletak di dalam wadah tiba-tiba berair.
Membuat telur ceplok berbeda dengan membuat bakwan. Kalau membuat bakwan, kan minyak gorengnya jauh lebih banyak. Itulah kenapa, saat membuat bakwan, minyak gorengnya tidak meletup-letup.
Sementara itu, membuat telur ceplok hanya menggunakan sedikit minyak goreng. Mungkin, itulah kenapa, saat membuat telup ceplok, minyak gorengnya lebih meletup-letup. Nah, jadi, selain wajan, teflon, dan garamnya yang basah, bisa jadi, kuantitas minyak goreng yang sedikit itulah, yang menyebabkan letupan minyak goreng saat membuat telur ceplok sungguh dahsyat.
Letupan minyak goreng saat membuat telur ceplok, walau durasinya hanya sebentar—ya iyalah, membuat telur ceplok itu durasinya berapa sih, paling tidak sampai sepuluh menit—tapi sukses membuat aku ketar-ketir.
Letupan minyak goreng itu, sudahlah suaranya kencang, arah letupannya sulit diprediksi, selain itu, jika sampai kena ke kulit kita, sungguh rasa panasnya itu lho, menambah kesan horror dalam prosesi pembuatan telur ceplok.
Aku cukup penakut dalam menghadapi manuver letupan minyak goreng. Bagiku, perkara ini tidak bisa dipandang sebelah mata karena letupan minyak goreng juga bisa berbahaya. Ada seorang tanteku, yang saat sedang menggoreng, matanya terkena letupan minyak goreng. Beliau harus dioperasi di rumah sakit.
So, berbekal trial and error beberapa kali, akhirnya aku menemukan trik aman membuat telur ceplok. Trik ini mungkin tidak sesuai dengan teori memasak di ilmu Tata Boga. Tapi, kalau aku, bodo amat lah, yang penting selamat.
***
Caranya begini. Apinya kecil saja, jangan terlalu besar. Tuangkan minyak goreng secukupnya di atas teflon. Aku lebih suka pakai teflon karena antilengket. Jadi, aku tidak perlu kesusahan ngosrek-osrek telur yang lengket. Terus, ketika minyak goreng sudah panas, masukkan telur. Kemudian, taburi garam di atasnya.
Tidak lama setelah menabur garam, biasanya mulai tuh, minyak gorengnya meletup-letup. Nah, di saat inilah, aku mematikan komporku sejenak. Biar apa? Biar letupan minyak gorengnya berhenti dulu, dong.
Pada saat kompor mati inilah, aku balik telurnya. Setelah ini, barulah kompornya aku nyalakan lagi. Setelah beberapa saat, minyak gorengnya meletup-letup lagi, kan?
Aku menyiasatinya dengan mematikan kompor lagi. Dalam kondisi kompor mati inilah, aku angkat telur ceploknya. Tinggal ditiriskan dan selesai.
Well, trikku ini tidak sesuai dengan teori memasak yang ideal, setidaknya teori memasak ideal versi ibuku.
Ibuku pernah bilang, bahwa idealnya, kalau kita memasak, ketika masakan sudah matang, itu wajan atau teflonnya yang diangat dulu, baru kompornya dimatikan. Bukan kompornya yang dimatikan dulu sementara wajan atau teflon masih ada di atas kompor.
Itulah kenapa, ketika melihat aku membuat telur ceplok kok kompornya yang dimatikan dulu, ibu menegurku. Tapi, ya, aku jelaskan saja pada ibu, bahwa, aku memang sengaja kok mematikan kompor dulu, karena dengan cara inilah aku bisa meminimalisir letupan minyak goreng.
***
Walaupun sudah menerapkan trik-trik itu, prakteknya tetap tidak mudah. Tetap ada letupan minyak goreng.
Saking takutnya aku dengan letupan minyak goreng, aku seringkali bersembunyi di balik pintu. Jadi, letak komporku itu kebetulan mepet pintu.
Semula, aku kira, pintu ini hanya berfungsi sebagai portal keluar-masuk dapur. Ternyata, pintu ini ada fungsi lainnya, yaitu sebagai tameng persembunyianku dari letupan minyak goreng.
Ketika membuat telur ceplok, dan minyak gorengnya meletup-letup tak keruan, aku ngibrit ke balik pintu untuk menyelamatkan diri. Ya, telur ceploknya aku tinggal sebentar. Aku biarkan minyak gorengnya meletup-letup sendiri.
Barulah, saat sekiranya situasi sudah aman, maksudnya saat letupan minyak gorengnya sudah mereda, aku keluar dari persembunyianku. Aku mendekati kompor, lalu aku balik atau angkat telur ceploknya.
Makasih buat infonya, kalau aku biasanya berlindung pakai handuk biar gak kena letupan minyak wkwkwk, tapi sekarang udah jarang masah telor ceplok, karena lebih suka telur dadar 😅
BalasHapusAda juga yg berlindung pakai helm fullface sama jas hujan wkwkwk. Nah, bikin telur dadar gak ada letupan minyak gorengnya, lebih smooth wkwkwk
HapusRelate banget buat aku yang paling takut sama minyak goreng
BalasHapus👍
HapusAku sering masak telor ceplok tapi belum ngalamin minyak meletup-letup, mungkin karena pakai wajan biasa kali ya bukan teflon? 🤔
BalasHapusBisa jadi itu mas.
HapusSaya nggak mau masak telur ceplok kalau sendirian mba, better telur dadar atau omelet atau orak-arik pokoknya bukan ceplok karena trauma sama letupan minyaknya 🤣 Ya ampun betul-betul deh, meski sudah pakai minyak sedikit mungkin, tetap kena. KZL. Hahahahaha.
BalasHapusEniho, thank you infonya, mba Sekar 😍
Sama2 mbak Eno 😆
HapusAku pernah pake jas hujan lengkap, kacamata, dan masker , juga sarung tangan saking takutnya ngebalik masakan di panci yg meletup2 🤣. Kalo ada asisten, udh pasti dia yg lakuin, tapi kalo asisten sedang mudik, udh heboh itu peralatan di dapur supaya ga kecipratan minyak mba. Ujung2nya sih pilih masakan yg ga pake acara meletup2 :D
BalasHapusBhahaha sampe segitunyaa :D
HapusEmang letupan minyak goreng tuh nakutin banget sih mbak.