Bapaknya Guru Matematika, Tapi Anaknya Tidak Pintar Matematika?
Kok bisa, bapaknya guru matematika, tapi anaknya, nilai matematikanya jelek? Bukankah seharusnya, karena mereka serumah, itu lebih gampang ya, untuk si bapak ngajari anaknya matematika? Bukankah, karena mereka adalah anak dan bapak, seharusnya, si anak bisa bebas, mau tanya tentang pelajaran matematika ke si bapak, kapan pun, sepuasnya? Itu yang ada di benak orang-orang, yang heran, kenapa bapaknya guru matematika, tapi anaknya tidak pintar matematika. Kenyataannya, adanya ikatan darah di antara mereka berdua—dalam hal ini adalah bapak dan anak—tidak selalu mempermudah proses belajar matematika di rumah. Adanya ikatan darah di antara mereka berdua, justru, kadang, membuat proses belajar menjadi kurang plong . Ketika si bapak berniat mengajari anaknya mata pelajaran matematika di rumah, yang ada di benak si anak adalah : Tidak percaya kalau orang yang ada di hadapannya a.k.a bapaknya itu betulan guru matematika. Si anak pun kurang antusias dan kurang memiliki rasa “takut”.