2 Penulis (Selain Tere Liye dan Dee Lestari) di iPusnas yang Karyanya Wajib Kamu Baca

Jika dulu, untuk meminjam buku, kita harus berangkat ke suatu gedung yang disebut perpustakaan, kini zaman sudah berubah. 

Kita bisa meminjam buku secara online lewat aplikasi iPusnas. 

Kita bisa melakukannya sambil rebahan, tanpa perlu keluar kamar. Yang perlu bergerak hanya jempol kita. Badan kita tetap rebahan di atas kasur empuk. Sementara kaki kita selonjoran di atas bantal. Eh, atau kakinya mau mengapit guling juga boleh. Terserah enaknya gimana. 

Masalahnya, nyari buku di iPusnas itu susah-susah gampang. Soalnya, stok buku di iPusnas terbatas. 

Selain itu, berhasil tidaknya kita menemukan buku yang kita inginkan itu tergantung keberuntungan. 

Kalau lagi beruntung ya tiba-tiba kita nemu aja judul buku yang menarik, gak pakai antri, dan setelah kita baca, isi bukunya sesuai ekspektasi. Tapi kalau lagi apes ya udah ngetik nama penulis dan judul buku ini itu, tetap aja gak ketemu-ketemu.

Buat orang seperti aku yang kurang begitu tau nama-nama penulis, menggunakan aplikasi iPusnas itu tricky

Biasanya, aku searching dulu di Google--"Nama-nama Penulis". Yang muncul, pasti tidak jauh-jauh dari Tere Liye dan Dee Lestari. 

Masalahnya, jumlah orang yang mau baca karya mereka di iPusnas itu banyak banget, melebihi jumlah stok yang tersedia. 

Sehingga, untuk bisa meminjam buku mereka di iPusnas, antrinya lama. Kalau mau cepet, ya kita harus stand by. Kalau bisa, setiap 5 menit sekali dicek. Sudah adakah yang mengembalikan. 

Kalau sudah ada, langsung klik "pinjam". Soalnya, kalau  kurang cepet 1 detik aja, alamak, kita gak bakalan dapet, lha wong sudah dipinjam orang lain. 

Hehehe, begitulah ketatnya persaingan dalam meminjam buku karya Tere Liye dan Dee Lestari di iPusnas. 

Selain itu, semua karya Tere Liye dan Dee Lestari  yang ada di iPusnas adalah berjenis fiksi.

Karena semua buku Tere Liye dan Dee Lestari di iPusnas sudah pernah aku baca, aku pun melakukan pencarian. Aku ingin membaca buku di iPusnas yang fresh, gak pakai antri dan berjenis nonfiksi.

Dan, akhirnya setelah sekian lama, aku menemukan 2 nama penulis buku berikut ini di iPusnas. Menariknya, 2 penulis buku ini juga punya blog pribadi yang masih aktif sampai sekarang. 

Ini dia ke-2 penulis tersebut: 

1. Cal Newport. 
Adalah seorang profesor di bidang ilmu komputer. Yang unik--Cal termasuk generasi milenial--tapi tidak punya akun media sosial--padahal sehari-harinya bergumul dengan komputer. 

Ya, walaupun bekerja di bidang teknologi, tapi Cal sangat prihatin terhadap penggunaan teknologi yang kurang tepat. Untuk itu, Cal mencetuskan Digital Minimalism. Yaitu, sebuah gaya hidup minimalis di dunia digital.

Cal aktif menulis dalam bahasa Inggris di blog pribadinya--calnewport.com--yang banyak membahas produktivitas, tips efektif bekerja, dan belajar.
Sementara itu, buku karya Cal Newport yang ada di iPusnas berjudul "Don't Follow Your Passion, It's A Trap". 

Yang artinya "Jangan Ikuti Passion-mu, Itu Jebakan". Walaupun judulnya berbahasa Inggris, tapi tenang aja, isinya berbahasa Indonesia.

Ok langsung saja kita menuju ke inti buku ini. 

Beberapa tahun belakangan, kata "passion" sedang naik daun.

Ada 2 pernyataan yang digaungkan. 

Pernyataan 1 : "Ikutilah passion-mu. Maka uang akan mengikutimu." 

Pernyataan 2 : "Ikutilah kata hatimu, maka kamu akan hidup bahagia." 

Cal pun melakukan penelitian--apakah kedua pernyataan itu valid. 

Lalu, apa hasilnya? 

Hasilnya, Cal justru menemukan fakta bahwa kedua pernyataan tersebut hanyalah omong kosong yang membahayakan.

Banyak orang yang terlalu mengagung-agungkan passion. Padahal, kenyataannya, passion itu masih cukup abstrak untuk banyak orang. Masih banyak orang, khususnya anak muda, yang bingung apa passion-nya.

Intinya, Cal Newport mengajak pembaca--khususnya anak muda yang akan mulai membangun karir--untuk bersikap realistis dan berhati-hati dalam memperlakukan passion

Maksudnya, daripada sibuk memusingkan passion, lebih baik fokus melakukan yang terbaik. Bukan berarti kita tidak boleh punya passion. Silahkan punya passion, tapi passion tidak harus dijadikan pekerjaan, karena toh tidak semua passion bisa menghasilkan.

Cal Newport juga menekankan, bahwa "bekerja dengan tepat" itu lebih penting ketimbang "menemukan pekerjaan yang tepat".

Selain itu, Cal Newport juga meminta kita agar jangan mudah tergoda dengan janji manis passion

Menjadi pegawai kantoran tidak selalu buruk, begitu pula menjadi wirausahawan. 

Keluar dari kerja kantoran tanpa persiapan matang untuk berwirausaha di bidang yang belum kita ketahui seluk beluknya itu berbahaya. 

Bukan berarti tidak boleh. Tapi, kita harus mempersiapkan, memperhitungkan, dan mempertimbangkan segala sesuatunya dengan matang  terlebih dahulu.

Buku ini cocok untuk: 
- Mahasiswa yang sedang merasa bahwa jurusan kuliahnya tidak sesuai passion-nya lalu kepikiran untuk pindah jurusan, 

- Anak muda yang akan atau baru memasuki dunia kerja dan sedang jenuh dengan pekerjaannya, 

- Siapa pun yang ingin beralih bidang pekerjaan, ingin beralih dari pegawai kantoran ke pengusaha, atau sebaliknya, 

- Pengusaha yang ingin mengevaluasi bisnisnya, dan akan mengambil keputusan besar. 

2. Hoeda Manis. 
Adalah seorang penulis asal Pekalongan, Jawa Tengah. 

Hoeda termasuk penulis misterius. Saking misteriusnya, di internet tidak ada satu pun foto wajahnya.

Satu hal yang unik dari Hoeda adalah, dia penulis, tapi tidak mau diundang sebagai narasumber di acara seminar kepenulisan atau bedah buku.

Jika sebagian besar penulis diawali dari menulis di blog, Hoeda malah sebaliknya. Sejak tahun 2000, Hoeda sudah menerbitkan buku, tapi baru punya blog di tahun 2009. 

Jadi, Hoeda tidak setuju jika untuk menjadi penulis buku harus jadi orang terkenal dulu. Karena, Hoeda membuktikan bahwa pada awal dia menulis buku, belum ada satu penerbit pun yang mengenalnya. 

Menurut Hoeda, satu-satunya modal penting yang harus dimiliki penulis adalah kemampuan menulis, bukan popularitas. 

Popularitas memang bisa menunjang agar buku yang dibuat bisa laris, tapi popularitas bukanlah faktor terpenting.

Hoeda punya blog pribadi--di hoedamanis.blogspot.com--yang masih aktif sampai sekarang. 
Blog pribadinya tidak menyediakan kolom komentar, karena Hoeda menginginkan blognya menjadi blog yang hening. 

Di satu postingan blognya, Hoeda pernah menulis, "Kamu yang menemukan blogku ini, seperti menemukan buku harian milikku. Kalau kamu suka, bacalah dan bukalah sepuasnya. Kalau tidak suka, ya sudah, tutup saja, tidak usah menghakimi isinya."

Buku karangan Hoeda Manis yang ada di iPusnas berjudul "Notes From Heart". 
Gaya kepenulisan Hoeda di buku sama persis dengan di blognya, yaitu serius, baku, dan rapi. 

Buku Notes From Heart ini judulnya saja yang berbahasa Inggris, tapi isinya berbahasa Indonesia. Jadi, tidak usah khawatir bagi kamu yang bahasa Inggrisnya pas-pasan seperti aku.

Buku ini berisi kontemplasi dan motivasi diri. Walaupun bahasanya baku banget, tapi isinya tidak membosankan sedikit pun. Malah, kamu akan tersihir dengan kisah-kisah yang ada di dalamnya.

Di buku ini, Hoeda menyisipkan pengalamannya dalam menjalani aktivitas sehari-hari--yang sebenarnya hanyalah pengalaman biasa--tapi berhasil Hoeda olah menjadi tulisan yang sarat makna. 

Buku ini cocok untuk: 
- Orang yang suka mengambil pesan moral dari setiap kejadian, 

- Orang yang menyukai tulisan rapi dan teratur, 

- Orang yang suka merenungi, apa hakikat hidup ini sebenarnya.

***

Itulah 2 orang penulis--selain Tere Liye dan Dee Lestari--yang karyanya tersedia di iPusnas. 

Kalau kamu suka membaca buku-buku pengembangan diri, kemungkinan kamu juga akan suka dengan buku mereka yang ada di iPusnas. 

Ingat, buku mereka yang ada di iPusnas itu beneran bagus dan gak banyak yang antri. 

Eh, tapi gak tau ding. Kalau setelah aku posting tulisan ini di blog, terus banyak yang menyerbu buku mereka di iPusnas, jadi antri dong :(

Komentar

  1. Wah, nambah insight baru nih Kak dari dua penulis ini. Unik juga ya.. Karya-karyanya bisa jadi rekomendasi bacaan juga. Makasih rekomendasinya.. Salam kenal ^^

    BalasHapus
  2. Tadi habis baca post ini, aku langsung meluncur ke iPusnas dan lihat stock buku Cal Newport masih banyak banget 😆, langsung cuss aku pinjam hahaha. Terima kasih Kak Sekar atas infonyaa 🤗 nggak sangka di iPusnas punya banyak buku dari ragam penulis!!

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Susah Konsentrasi Selama Pandemi

Diam itu (Belum Tentu) Emas?

Semua Foto Akan Terlihat Jadul pada Waktunya