Di-PHP-in Hujan

Sudah memasuki bulan berakhiran -ber, yang mana, cucian susah kering. 

Karena, di bulan-bulan seperti ini, hujan dan matahari seakan bersekongkol untuk mempermainkan perasaan para penjemur pakaian. 

Jadi, aku pernah mengalami kejadian super duper ultra maha menyebalkan.

Suatu pagi, langit tampak cerah. Aku pun gak khawatir untuk menjemur cucian. Merasa aman-aman saja.

Eh lha dalah, baru 5 menit berlalu, tiba-tiba titik-titik air hujan menetes dari langit, membasahi cucian. 

Suebelll dong, baru aja kelar njemur cucian, lha kok langsung gerimis.

Aku pun berpikir sambil menimbang-nimbang, langkah apa yang selanjutnya harus aku lakukan.

Hmmm, pilihan pertama, aku langsung mengangkat cucian yang baru saja dijemur itu, karena siapa tahu, hujannya semakin deras. 

Pilihan kedua, aku biarkan saja cuciannya kehujanan dulu, karena siapa tahu, sebentar lagi gerimisnya reda. 

Sungguh, perkara njemur cucian di kala musim penghujan saja kok sebegini rumitnya, lebih rumit dari mengerjakan soal ujian nasional.

Setelah berbimbang-bimbang ria, aku mengambil pilihan pertama, yakni langsung mengangkat cucian yang baru saja dijemur.

Aku pun mengangkat cucian yang masih basah itu, satu per satu aku masukkan lagi ke keranjang cucian, lalu sekeranjang cucian basah itu aku bawa masuk rumah.

Di dalam rumah, aku menunggu apa yang selanjutnya terjadi. 

Apakah gerimisnya semakin deras? Atau malah gerimisnya berhenti?

Dan ternyata... 

Gerimisnya berhenti, dong. 

Tidak hanya itu, bahkan dalam sekejap, matahari bersinar terang, padahal tadinya mendung.

Karena aku merasa harus bertanggung jawab atas kemaslahatan cucian hari itu, aku pun kembali menjemur cucian tersebut.

Sambil njemur cucian satu per satu di tali jemuran, mulutku komat kamit melafalkan doa, "Semoga gak hujan ya Allah." 

Dan ternyata, yang terjadi justru adalah hal yang tidak aku harapkan. 

Baru aja kelar njemur semua cucian, gerimis lagi, dong. 

Hadeuh, cape deh... 

Aku kembali bimbang, apakah kali ini gerimisnya bakalan semakin deras, atau justru berhenti.

Aku pun memprediksi, "Kayaknya gerimisnya bakal berhenti kok, sebentar lagi." 

Maka, aku membiarkan cucian tetap berada di tali jemuran. 

Tapi ternyata, dugaanku meleset. Gerimisnya makin deras!!! 

Fiuh, mau gak mau, aku pun mengangkat jemuran, dalam kondisi gerimis yang semakin lama, semakin deras. 

Dan begitulah yang terjadi. 

Di hari itu, dugaanku salah terus. Ketika aku menduga hujan akan berhenti, ternyata malah semakin deras. Ketika aku menduga hujannya akan semakin deras, malah berhenti. 

Kalau dihitung, sekitar 6 kali, aku njemur-angkat-njemur-angkat cucian di hari itu.

Cuciannya kering? Enggak. Semakin basah mah iya.

Setelah capek, aku memutuskan, hari itu, aku tidak lagi menjemur cucian di luar rumah, walau tak lama setelah hujan, hujannya reda dan cuaca berangsur cerah. 

Aku kapok di-PHP hujan.

Di hari itu, antara cuaca mendung dan cerah, serta antara hujan dan reda, memang dengan cepat silih berganti.

Aku sempat kecewa dengan cuaca di hari itu. Eits, tapi, kalau menurut buku Filosofi Teras, cuaca termasuk hal yang ada di luar kendali kita. Jadi, menyalahkan cuaca adalah hal yang tidak tepat.

Aku juga sempat merasa jadi orang gagal di hari itu, karena cucian bukannya makin kering, malah makin basah. 

Tapi, aku kemudian menghibur diri sendiri bahwa itu semua bukan salahku. Aku sudah berusaha menjadi penjemur yang baik. 

Kalaupun ternyata alam sedang tidak berpihak padaku, ya udah, ikhlaskan saja. 

Anggap saja lagi apes. 

Aku meyakini bahwa setiap orang punya kuota apes masing-masing. Dan anggap saja, di hari itu, aku sedang menghabiskan jatah kuota apesku.

Komentar

  1. Konon katanya 2 hal yang dapat mengundang turunnya hujan di musim penghujan adalah
    1. cuci mobil
    2. jemur pakaian di luar
    😂😂😂😂
    Jadi kalau cuaca lagi panas dan hujan nggak turun-turun meskipun sedang musim penghujan, lakukanlah salah satu dari 2 cara di atas, niscaya hujan akan langsung turun 😂😂😂 *berdasarkan pengalaman pribadi wkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bhahaha, gitu ya, baru tau 😆

      Hapus
    2. Tapi tadi pagi aku jemur pakaian di luar tidak hujan, setelah pakaiannya kering barulah turun hujan.😅

      Hapus
    3. @Mas Agus: mas agus bejo tuh berarti 😂

      Hapus
  2. klo pas di PHP ujan dan masih ada cucian biasanya aku nyanyi yang hujan turun lagi sambil mengharu biru wkwkwk

    tapi sekarang di loteng dikasih penghalang jadi klo pas ujan engga kena
    emang kzl mbak klo pas jemuir di PHPin gitu
    klo ujan ya ujan sekalian klo engga ya engga
    lah maunya gitu hehehe

    BalasHapus
  3. Kalo di Jakarta uaaa, hujannya ga terlalu php yg aku rasain. Beda Ama di Medan . Lebih parah pas aku masih kuliah di Penang, itu PHP bener dah 😄. Biasanya aku nyuci selalunya weekend. Kalo udah musim hujan di Malaysia, itu sama sering ga jelas. Pas udah jemur baju, pernah hujannya turun. Aku langsung kalang kabut, angkatin lagi. Eh selesai diangkat , berenti dong mbaa. Kan sebel. Akhirnya aku jemur lagi. Trus bbrp menit, hujan lagiiii 🤣🤣🤣. Dan itu sering . Beda Ama hujan di Jakarta yg cendrung lebih jelas 😅

    BalasHapus
    Balasan
    1. Owhh ternyata di jkt hujannya lebih jelas. Zebell mbak kalo Hujannya gak jelas. Serba salah, mau jemurannya diangkat ato dibiarin :D

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Susah Konsentrasi Selama Pandemi

Diam itu (Belum Tentu) Emas?

Semua Foto Akan Terlihat Jadul pada Waktunya