Kesan-kesan Membaca Novel "Semangat, Tante Sasa!" Karya Thessalivia
Sekarang aku akan membahas novel berjudul "Semangat, Tante Sasa!" karya mbak Thessa yang belum lama ini diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama (GPU). Selamat kepada mbak Thessa yang sudah berhasil tembus penerbit impian 👏.
Dan juga terima kasih kepada mbak Lia--si Peri Kecil nan Baik Hati 💕-- yang sudah memilihku menjadi salah satu pemenang Give Away Akses Fiction Premium di Gramedia Digital. Sehingga selama sebulan--aku berkesempatan untuk mencicipi buku-buku di dalamnya, termasuk buku "Semangat, Tante Sasa!" ini.
Well, sebelumnya mbak Thessa sudah pernah menelurkan buku berjudul "Nikah Muda", namun aku belum pernah membacanya. So, ini adalah pengalaman pertama aku membaca karya beliau.
Karya mbak Thessa ini termasuk antimainstream. Karena, tidak seperti kebanyakan isu parenting yang ditulis secara teoritis. Justru mbak Thessa mengemasnya dalam novel, sehingga lebih terasa real.
Novel ini menceritakan tentang seorang wanita karir bernama Sasita (atau biasa dipanggil Sasa) yang selama 40 hari harus tinggal bersama keponakannya yang bernama Velisa (atau biasa dipanggil Ve).
Hal ini terjadi karena kedua orangtua Ve sudah meninggal dunia sehingga Ve harus tinggal bersama neneknya atau mamanya Sasa. Namun, selama 40 hari ke depan, neneknya Ve atau mamanya Sasa ini akan melangsungkan ibadah haji.
Sehingga, tugas merawat Ve harus dilimpahkan kepada Sasa, sebab tidak ada orang lain lagi di keluarga mereka yang bisa diandalkan.
Padahal, Sasa sendiri belum pernah berpengalaman merawat anak karena ia masih single walau usianya sudah 31 tahun.
Ditambah, Sasa bukanlah contoh yang baik bagi Ve karena dia suka mabuk-mabukan sepulang kerja. Selain itu, Sasa juga menjalin hubungan dengan mantan kekasihnya saat kuliah yang bernama Seno yang sudah memiliki istri dan dua orang anak.
Lalu, bagaimana polah tingkah Sasa dalam merawat Ve selama 40 hari ke depan?
Apa saja kekagetan-kekagetan yang dirasakan Sasa dalam mendidik Ve, seorang anak berusia 6 tahun?
Dan, bagaimana kelanjutan hubungannya dengan Seno? Apakah Seno rela meninggalkan keluarganya demi kembali lagi ke Sasa?
Penasaran, kan?
Hehehe, makanya, yuk baca novel ini. Kamu bisa membacanya dengan cara berlangganan Fiction Premium seharga 45.000 per bulan atau kamu juga bisa berlangganan Full Premium Package seharga 89.000 per bulan di Gramedia Digital.
Kalau kamu ingin baca versi cetaknya, kemungkinan buku ini akan dicetak penerbit pada akhir tahun 2021 ini.
Membaca novel mbak Thessa mengingatkanku pada blognya mas Agus.
Mereka sama-sama suka menyisipkan. Mas Agus suka menyisipkan tutorial berbelanja online dalam cerpennya. Sementara mbak Thessa menyisipkan tutorial parenting dalam novelnya.
Novel ini terdiri dari 32 chapter. Setiap chapter relatif pendek-pendek sehingga terasa ringan sekali saat membacanya, tau-tau udah habis.
Pada bagian akhir setiap chapter, selalu diselipkan semacam pesan moral atau tips singkat mendidik anak.
Mbak Thessa menuliskannya dalam satu kalimat inti dan beberapa kalimat penjelas. Kalimat intinya dicetak tebal sehingga memudahkan kita sebagai pembaca untuk mengingatnya.
Untukku secara pribadi, tema, latar, dan konflik yang diusung dalam novel ini cukup fresh dan berbeda dari novel-novel yang biasa aku baca.
Membaca novel ini memberikan wawasan baru bagiku bahwa novel itu tidak selalu harus menggunakan bahasa-bahasa yang sastra banget.
Novel "Semangat, Tante Sasa!" ini ditulis dengan bahasa yang sederhana, mudah dicerna, dan to the point.
Setiap kata atau kalimat yang mbak Thessa tulis di novel ini tidak ada yang mubadzir. Semuanya nyambung, berfungsi, dan masuk akal.
Selama membaca novel ini, perasaanku teraduk-aduk. Ada kalanya aku merasa gemas dengan kepolosan Velisa.
Lima menit kemudian, aku menitikkan air mata membayangkan betapa kasihannya Velisa yang yatim piatu di-bully teman-teman sekolahnya.
Dan, lima menit kemudian aku sebel dengan Seno yang pengecut serta Sasa yang masih saja mengharapkan Seno.
Pokoknya, nano-nano.
Ada satu adegan di novel ini yang cukup mirip dengan pengalamanku.
Jadi, suatu hari, Velisa pernah bilang ke Sasa bahwa Velisa harus membawa stik es krim dan permen yang banyak ke sekolah untuk pelajaran berhitung.
Sasa pun pontang-panting ke sana ke mari, bahkan rela datang ke kantor terlambat dan dimarahi atasannya.
Aku ingat, bahwa aku juga pernah merepotkan orangtua. Bedanya, kalau Velisa masih umur 6 tahun. Kalau aku waktu itu umur 15 tahun.
Waktu itu, aku jadi siswa baru di SMA. Sebentar lagi aku akan MOS (Masa Orientasi Siswa).
Oleh kakak-kakak OSIS, aku diwajibkan membawa benda-benda yang tidak lazim saat MOS. Orangtuaku ikut-ikutan pusing mencarikan barang-barang itu.
Oh iya. Bahkan aku juga pernah merepotkan pelayan tempat foto copy.
Ketika itu, sudah malam, sekitar pukul 9 malam. Aku baru ingat bahwa aku butuh isolasi bening untuk membuat perlengkapan MOS.
Semua toko yang menjual isolasi bening sudah tutup. Tinggal ada satu tempat foto copy yang masih buka, yang juga menjual isolasi bening.
Ketika aku sampai di tempat foto copy itu, pelayannya sudah bersiap menutup pintu.
Aku lalu bilang, "Tolong mas, jangan tutup dulu. Saya cuma mau beli isolasi bening. Plis mas, ini buat MOS besok."
Melihat mukaku yang melas, ditambah mendengar bahwa ini untuk keperluan MOS, mas-mas pelayan itu pun merasa iba.
Akhirnya, dia pun urung menutup tempat foto copy tersebut, dan mau melayani aku membeli isolasi bening. Hahaha.
Terus, mengenai kelemahan buku ini, apa ya?
Kayaknya hampir gak ada.
Hmmm, mungkin, kalau bisa disebut sebagai kelemahan, ini aja sih. Tentang penamaan tokohnya.
Nama Sasita (Sasa) dan Velisa (Ve) terlihat seumuran. Padahal kan Sasa umur 31 tahun, Ve umur 6 tahun.
Tapi kalaupun aku disuruh mencontohkan, aku bingung sih, nama yang mencerminkan umur 31 tahun atau 6 tahun itu seperti apa.
Selain itu, juga ada sedikit typo di beberapa chapter, tapi ini tidak mengganggu keseluruhan cerita, kok.
Ok, kalau aku disuruh menilai, aku akan memberi nilai 8,75/10.
Good job mbak Thessa.
Semoga bisa terus menginspirasi pembaca.
Hi Kak Sekar 😍. Wah, senang banget melihat Kakak cocok dan suka sama buku Semangat, Tante Sasa! 😍 Ngebut juga ya bacanya huahahaha. Ulasannya lengkap banget 😭👏🏻 terima kasih banyak sudah ikutan giveaway kemarin 🙏🏻
BalasHapusKok aku baru kepikiran ya kalau Sasa dan Ve kesan namanya kayak seumuran 🤣. Mungkin harusnya Sasa yang umurnya 6 tahun kali ya? Lebih cocok?
Makasih juga lho mbak lia yg udah mengadakan giveaway 😁 iya nih, ngebut 🤣
HapusKayaknya rumit banget jalan ceritanya,, tapi wajib di coba sih kadang aku suka penasaran kalau cuman baca spoilernya doang.
BalasHapusMba Sekaar, makasii banyaak yaa udah baca dan sampai menuliskan review buku Semangat, Tante Sasa! 😍😍 Aku suka bgd baca reviewnya. Ini gabungan antara parenting atau curhat colongan penulisnya sebenernya mba. Hehehe..
BalasHapusBtw, aku ngakak yg Mba Sekar malem2 nyari perlengkapan MOS pdhal toko2 udah pd tutup 🤣🤣 Jadi, nyari tugas sekolah dadakan itu memang universal dipraktekkan semua anak ya kak. Hehehe..
Sama2 mb Thessa :)
HapusIya hahaha, itu universal dialami anak2 yg lagi MOS :D
Pas tau mba thessa ngluarin buku baru lagi, aku langsung sabar nunggu buku fisik, Krn pengen dapet TTD hahahahhaah. Tapi memang aku selalu lebih suka buku fisik mba, drpd ebook. Buku nikah muda yg sebelumnya, aku pernah baca, dan sukaaa banget. Makanya aku udh tau gaya cerita mba thessa di novel, jadi yakin banget buku yg baru ini pasti sama menariknya.
BalasHapusBukunya juga udah datang 😄, tapi masih dlm antrian untuk dibaca, secara aku sedang baca 2 buku sekarang ini 😅. Jadi mau tamatin dulu sebelum beralih ke buku mba thessa
Lebih puas emang buku fisik mbak fan, bisa dipegang, dibolak balik, dan dicium bau kertasnya 😂
HapusIyap suka dengan gaya penceritaan mbak Thessa yg to the point dan mudah dipahami 😅