Setahun Ngeblog

Halo semua. Apa kabar? Tumben ya, opening-ku nanyain kabar segala. Gak seperti biasanya yang langsung jebret jebret jebret.

Anyway, akhirnya, laptopku udah bener.

Lha, emang kemarin-kemarin kenapa?

Jadi, kemarin-kemarin, keyboard laptopku sempat error. Gak sinkron antara yang dipencet dan yang muncul di layar. Mencet huruf A, eh yang muncul di layar malah huruf R. Niat hati ingin nge-delete, eh yang bekerja malah tombol enter. Kan kacau.

Udah cari di blog-blog tutorial, bahkan cari video di Youtube gimana cara mengatasinya, gak ada yang ngefek.

Setelah itu, laptopku aku diamkan selama beberapa hari. Siapa tau, setelah didiamkan beberapa hari, error-nya bisa ilang sendiri. Berharap ada keajaiban, ceritanya. Eh, ternyata enggak. Teteup ngaco.

Aku nyerah. Akhirnya, dibawalah ke kang servis.

Hanya dalam waktu beberapa jam, udah beres. 

Alhamdulilah, sekarang si keyboard laptop udah normal seperti sedia kala.

***

Ok, mari kita lupakan perihal laptop. Sekarang, kembali ke judul.

Yak, tidak terasa, blog Cerita Ciamik ini sudah satu tahun umurnya.

Sebenarnya, blog ini sudah dibuat sejak tahun 2015 dalam rangka tugas sekolah. Dulu, namanya bukan Cerita Ciamik. Aku lupa namanya dulu apa. Yang jelas, aku sempat labil, menggonta-ganti nama blog.

Barulah Oktober 2020, aku ganti namanya jadi Cerita Ciamik---sampai sekarang. Tulisan-tulisan yang lama aku hapus karena mostly hanyalah hasil kopas dari Wikipedia.

Kenapa namanya Cerita Ciamik?

Awalnya pengin sih pakai nama sekaranindya.blogspot.com. Tapi gak bisa. Udah ada yang punya.

Alhasil, aku sempat mikir agak lama buat cari nama blog. Setelah bertapa selama 7 hari 7 malam *halah*, tercetuslah nama Cerita Ciamik.

Harapannya, apa yang aku ceritakan di blog ini, punya kualitas yang ciamik 🤣.  *maksa*

***

Kelabilan dalam hal gonta-ganti nama blog itu terjadi antara tahun 2015 sampai 2020. Nah, antara tahun 2020 sampai 2021, alias selama setahun belakangan ini, aku juga pernah mengalami kelabilan-kelabilan lain dalam ngeblog, yaitu labil dalam hal:

1. Gonta-ganti Nama Panggilan

Awalnya, aku pakai kata ganti “aku” di postingan blog. Terus, karena ingin terlihat lebih dewasa, ganti jadi “saya”. Tapi, karena kata ganti “saya” kesannya formal banget, Kembali ke “aku” lagi.

Dari “aku”, ke “saya”, kembali ke “aku” lagi.

Well, sebetulnya, pakai kata ganti “saya” itu bagus juga. Aku lihat-lihat postinganku yang lama, yang masih pakai kata ganti “saya” itu gak jelek, malah kesannya lebih niat dan serius.

Tapi, aku memutuskan untuk serileks mungkin dalam menulis postingan di blog. Dan, menurutku, buat aku secara pribadi, pakai kata ganti “aku” lebih rileks daripada “saya”.

Itu untuk postingan di blog.

Tapi, kalau menulis di kolom komentar, tergantung mood. Kalau lagi pengin “saya” ya pakai “saya”. Kalau lagi pengin “aku” ya pakai “aku”.

Rempong amat, ya 😂

2. Gonta-ganti Template

Kalau ini sih, jamak dialami blogger, ya.

Mulai dari ngutak-atik template sampai sehari-semalam, lah.

Atau, melihat template di blog teman-teman kok terlihat cantik, terus pengin ikut-ikutan pakai template seperti itu, lah.

Dan seterusnya.

Sampai sekarang pun, aku masih gampang ngiler kalau melihat template bagus.

Tapi, aku berusaha mengingatkan diri sendiri, untuk jangan gampang tergoda.

Jadi, kalau aku lagi ngebet banget pengin ganti template baru---padahal baru aja ganti---aku akan bilang ke diri sendiri, “Gak usah ganti. Ingat, ganti template itu ribet, lama, dan capek. Udah lah, kalau gak urgent-urgent amat, dan template yang sekarang gak bermasalah, gak usah ganti.”

Semoga aja, aku bisa istiqomah dengan template-ku yang sekarang.

3. Buka-tutup Kolom Komentar

Pernah ada masa di mana, aku membuka-tutup kolom komentar.

Jadi, aku pernah mikir, kalau lebih baik aku nutup kolom komentar aja deh, biar fokus nulis thok.

Terus, aku juga sempat mikir, kalau aku membuka kolom komentar, jadinya aku menggantungkan kebahagiaan pada jumlah komentar yang masuk.

Tapi, lama-lama, dengan menutup kolom komentar, aku ngerasa kesepian juga. Ternyata, biar bagaimana pun, aku butuh bersosialisasi.

Kalau aku nutup kolom komentar, ya gak apa-apa sih sebetulnya, tapi rasa-rasanya seperti menutup diri dari pergaulan antar umat manusia. Selain itu, kesannya juga seperti menutup kesempatan bagi pengunjung blog ini yang memang ingin menulis komentar.

Sejak menyadari hal itu, aku buka lagi kolom komentarnya.

***

Namanya manusia, memang hatinya mudah terbolak-balik, ya. Sekarang pengin A, besok merasa kayaknya A itu jelek deh, terus ganti ke B.

Tapi, semoga saja, hatiku udah teguh, gak plin-plan lagi, hehehe.